TRIBUNNEWS.COM - Pelatih fisik plus timnas Indonesia U-19 Nur Saelan menyebut lini tengah masih 'dikuasai' kuartet pemain mewah.
Mereka adalah Evan Dimas Darmono, Zulfiandi, Muhammad Hargianto, atau
Paulo Oktavianus Sitanggang. Perlu usaha ekstra bagi pelapis untuk
mendongkel kemapanan mereka. Evan, Cole -panggilan Zulfiandi-, Hargi,
dan Paulo merupakan tulang punggung saat Indonesia U-19 menjuarai Piala
AFF dan memuncaki fase grup G Pra Piala Asia U-19, tahun lalu.
Mereka ibarat mesin penggerak timnas U-19. Konstan menjaga kestabilan irama tim. Pada pelatnas tahap pertama di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2013 hingga 6 Januari 2014, nama mereka masih berada dalam deretan pemain dengan daya tahan paling tinggi.
Tolak ukurnya hasil tes fisik, Sabtu (4/1/2014) pagi. Pelatih fisik
plus timnas U-19 Nur Saelan menyatakan, Evan, Hargi, Cole, dan Paulo
masih yang terbaik dalam ukuran VO2 max yaitu di kisaran 63. Tetapi Nur
Saelan menggaris bawahi ukuran VO2 max tidak otomatis menjamin
kemenangan sebuah tim.
"Jika VO2 max bagus tetapi tidak ditunjang dengan visi bermain, sama
saja. Mereka hanya akan kuat lari-lari mengejar bola tetapi tidak pandai
memainkannya. Nah, disinilah empat gelandang tadi punya kelebihan,"
kata Nur Saelan kepada Super Ball.
"VO2 max mereka oke dan ditunjang dengan kemampuan teknik individu, mental, serta pemahaman strategi. Tugas saya sekarang adalah membuat gelandang yang lain bisa mengejar mereka," tambah Nur Saelan.
Saat ini, lini tengah Indonesia U-19 ditempati delapan pemain.
Artinya, ada empat pemain lain seperti Hendra Sandi, Alqomar
Tehupelasury, Irfandy Al Zubeidy, dan Ichsan Kurniawan, yang bakal
digenjot pada pelatnas tahap kedua di Yogyakarta mulai 8 Januari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar