TRIBUNNEWS.COM – Tidak ada yang berbeda dengan kelas bahasa Inggris yang sedang diikuiti pemain Timnas U-19
Indonesia dengan kelas bahasa Inggris lainnya. Ada guru yang
menjelaskan sambil sesekali menyambagi murid yang duduk mengerjakan
tugas yang diberikan. Namun materi untuk Evan Dimas dan kawan-kawan dirancang sesuai kebutuhannya sebagai pemain sepak bola.
Selain itu yang menjadi penekanan guru bahasa Inggrisnya adalah agar mereka percaya diri berbicara menggunakan Bahasa Inggris.
Karlina Denistia, guru Bahasa Inggris Timnas U-19
Indonesia mengatakan, masalah yang kerap ditemui pada pemuda yang
seusia dengan pemain Garuda Jaya adalah mereka kurang percaya diri dalam
berbicara. Mereka, lanjut Karlina, lebih nyaman untuk mengekspresikan
diri melalui tulisan.
"Yang terpenting adalah agar mereka percaya diri berbicara english," kata Karlina, seusai mengajar Timnas U-19, di Hotel UNY, beberapa waktu lalu.
Buku ajar yang digunakan Karlina dan rekannya untuk mengajar anak
asuh Indra Sjafri pun khusus. Buku ajar tersebut langsung ia susun
sendiri bersama Mega Wulandari, rekannya mengajarnya di Timnas U-19.
Contoh soal dan ilustrasi dalam buku itu pun tidak jauh dari sepak
bola, misalnya seperti mendeskripsikan pemain-pemain top dunia. Buku
ajar itu, jelas Karlina, sengaja disusun seperti itu agar mudah diserap
pemain Timnas. "Ada modul khusus dibuat untuk mereka," lanjutnya.
Pemain Timnas U-19,
kata dosen Bahasa Inggris Sanatha Dharma itu, nantinya akan menjalani
pertandingan-pertandingan Internasional. Sehingga bahasa Inggris penting
bagi mereka agar dapat berinteraksi dengan pemain lain. Selain itu
mereka juga akan diajarkan bagaimana melakukan protes jika merasa
dirugikan wasit maupun pemain lain ketika berlaga di lapangan. "Nanti
akan di ajarkan bagaimana melakukan protes," sambungnya.
Seperti materi yang diajarkan pada kelas hari Senin (27/1/2014),
Dinan dan kawan-kawan diajarkan mendeskripsikan pemain sepak bola hingga
anggota tubuh. "Tujuan dari pembelajaran ini adalah kalau mereka
dianggap bersalah mereka bisa mendeskripsikan kenapa kok mereka salah,"
kata Mega Wulandari.
Metode yang diterapkan Karlina dan Mega dalam mengajar pemain muda
tersebut terlihat banyak menyelipkan permainan, sehingga pemain terlihat
enjoy di dalam kelas dengan sesekali tertawa ketika disuruh
mendeskripsikan rekan disampingnya.
Mega mengungkapkan, kelas Bahasa Inggris pemain timnas bersifat
aplicative english, tujuannya agar mereka dapat mengaplikasikan Bahasa
Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Pemain juga tidak dibebani dengan
nilai yang harus dicapai.
Meski tak dinilai Karlina dan Mega tetap memantau progres anak
didiknya itu melalui kuis-kuis. "Ini fun english aja kok. Nggak ada
penilaan, mereka nggak dinilai. Diadakan kuis untuk melihat progres
mereka, masuk nggak vocab yang kemarin kita pelajari," tambah Mega.
Skuad Timnas U-19
sejak Senin (20/1/2014) lalu memang mendapatkan kelas Bahasa Inggris
dua kali dalam seminggu di hotel UNY yang menjadi markas mereka, yakni
hari Senin dan Kamis dengan durasi 90 menit.
Penyerang timnas U-19, Muchlis Hadi Ning, menyambut positif program
pelatihan Bahasa Inggris itu. "Aku belum lancar sih. Jadi ini bagus
karena kami mendapatkan tambahan ilmu. Sangat berguna bagi kami
nantinya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar