Liputan6.com, Malang Dua kitman Timnas U-19, Ade Ali dan Muhni berbagi cerita
selama mempersiapkan kebutuhan pemain Garuda Jaya. Meski tugasnya sederhana,
tapi jangan pernah remehkan peran mereka di tim.
Ade Ali dan Muhni berbagi bertugas
memenuhi perlengkapan pemain seperti baju, celana, kaus kaki dan sepatu sebelum
pertandingan. Keduanya pun sibuk membawa balok es dan air minum saat jam Garuda
Jaya tampil. Ketika latihan, Ade Ali dan Muhni saling bahu membahu membawa
properti latihan seperti bola, tiang rintangan, dan cone.
Muhni telah direkrut pelatih, Indra
Sjafri sejak gelaran turnamen HKFA di Hongkong 2013. Sedangkan Ade Ali,
baru didatangkan Indra Jelang persiapan menghadapi Piala AFF U-19 di Sidoarjo.
Sebelum bergabung dengan timnas, Ade bekerja di tim Divisi I Bina Putera
Cirebon. Indra menemukan Ade Ali saat sedang blusukan ke Cirebon mencari
pemain.
Banyak suka dan duka yang mereka
rasakan saat mendampingi Timnas U-19. Ade Ali mengaku sempat dibuat kesal oleh
striker Muchlis Hadi Ning Syaifullah. Pemain yang telah direkrut PSM Makassar
itu sering lupa memberikan kaus kaki sepasang, saat usai bertanding maupun
berlatih.
“Saat saya tanyakan, satu kaus kaki
kali lagi ke mana? Dia hanya tersenyum dan menjawab: lupa saya letakkan di
mana,” ungkap Muhni terkekeh. “Saya kemudian mengingatkan dia agar lebih
teliti," ungkap Ade Ali kepada Liputan6.com di Hotel Agrowisata,
Batu.
Pengalam pahit disampaikan Muhni
saat mendampingi Timnas U-19 di ajang turnamen invitasi, HKFA di Hongkong 2013.
Saat itu, dia lupa membawa ban kapten dari Indonesia. Praktis, kapten Indonesia
tidak diketahui wasit. "Di babak kedua kami mencari ban kapten dengan
menggunakan karet. Kesalahan itu sangat fatal bagi tim," kenang Muhni, pria
asal Tegal itu.
Lama bergabung dalam tim, Ade Ali
dan Muhni kerap menjadi tempat curahan hati para pemain, terutama masalah
performa di atas lapangan sekaligus teman bercerita saat rindu dengan keluarga.
“Pemain lebih dekat kepada kami dibanding ke pelatih (Indra Sjafri),” kata Ade
Ali.
“Bila pemain menginginkan sesuatu
kepada pelatih, biasanya lewat kami dulu. Baru kemudian kami menyampaikannya
(ke pelatih).” Tidak jarang, mereka ikut memberikan motivasi kepada pemain
sebelum bertanding. “Saya sering bilang kepada pemain, kalian harus bermain
bagus karena saya sudah bekerja keras mempersiapkan perlengkapan.”
Sama seperti Ade Ali, Muhni kerap
memberikan masukan kepada para pemain. “Ketika pemain bercerita tentang
penampilan di lapangan, saya mengatakan apa adanya. Kalau jelek saya tidak saya
tutup-tutupi. Tapi saya tetap memberikan semangat kepada mereka,” Muhni
menimpali.
Tinggal jauh dari keluarga karena
harus mendampingi Timnas U-19 menjalani Training Camp jangka panjang membuat
Ade Ali dan Muhni tentu menyimpan perasaan rindu. Beruntung, pelatih Indra
memahami perasaan mereka.
“Indra pelatih fleksibel. Bila libur
latihan dan menyampaikan dengan jelas, dia memberikan kami izin pulang. Tapi
sebelum pulang, kami berdua berdiskusi agar pekerjaan kami tetap lancar dan
tidak mengganggu tim,” papar Ade Ali.
(Defri Saefullah)
Liputan6.com, Malang
Dua kitman Timnas U-19, Ade Ali dan Muhni berbagi cerita selama
mempersiapkan kebutuhan pemain Garuda Jaya. Meski tugasnya sederhana,
tapi jangan pernah remehkan peran mereka di tim.
Ade Ali dan Muhni berbagi bertugas memenuhi perlengkapan pemain seperti baju, celana, kaus kaki dan sepatu sebelum pertandingan. Keduanya pun sibuk membawa balok es dan air minum saat jam Garuda Jaya tampil. Ketika latihan, Ade Ali dan Muhni saling bahu membahu membawa properti latihan seperti bola, tiang rintangan, dan cone.
Muhni telah direkrut pelatih, Indra Sjafri sejak gelaran turnamen HKFA di Hongkong 2013. Sedangkan Ade Ali, baru didatangkan Indra Jelang persiapan menghadapi Piala AFF U-19 di Sidoarjo. Sebelum bergabung dengan timnas, Ade bekerja di tim Divisi I Bina Putera Cirebon. Indra menemukan Ade Ali saat sedang blusukan ke Cirebon mencari pemain.
Banyak suka dan duka yang mereka rasakan saat mendampingi Timnas U-19. Ade Ali mengaku sempat dibuat kesal oleh striker Muchlis Hadi Ning Syaifullah. Pemain yang telah direkrut PSM Makassar itu sering lupa memberikan kaus kaki sepasang, saat usai bertanding maupun berlatih.
“Saat saya tanyakan, satu kaus kaki kali lagi ke mana? Dia hanya tersenyum dan menjawab: lupa saya letakkan di mana,” ungkap Muhni terkekeh. “Saya kemudian mengingatkan dia agar lebih teliti," ungkap Ade Ali kepada Liputan6.com di Hotel Agrowisata, Batu.
Pengalam pahit disampaikan Muhni saat mendampingi Timnas U-19 di ajang turnamen invitasi, HKFA di Hongkong 2013. Saat itu, dia lupa membawa ban kapten dari Indonesia. Praktis, kapten Indonesia tidak diketahui wasit. "Di babak kedua kami mencari ban kapten dengan menggunakan karet. Kesalahan itu sangat fatal bagi tim," kenang Muhni, pria asal Tegal itu.
Lama bergabung dalam tim, Ade Ali dan Muhni kerap menjadi tempat curahan hati para pemain, terutama masalah performa di atas lapangan sekaligus teman bercerita saat rindu dengan keluarga. “Pemain lebih dekat kepada kami dibanding ke pelatih (Indra Sjafri),” kata Ade Ali.
“Bila pemain menginginkan sesuatu kepada pelatih, biasanya lewat kami dulu. Baru kemudian kami menyampaikannya (ke pelatih).” Tidak jarang, mereka ikut memberikan motivasi kepada pemain sebelum bertanding. “Saya sering bilang kepada pemain, kalian harus bermain bagus karena saya sudah bekerja keras mempersiapkan perlengkapan.”
Sama seperti Ade Ali, Muhni kerap memberikan masukan kepada para pemain. “Ketika pemain bercerita tentang penampilan di lapangan, saya mengatakan apa adanya. Kalau jelek saya tidak saya tutup-tutupi. Tapi saya tetap memberikan semangat kepada mereka,” Muhni menimpali.
Tinggal jauh dari keluarga karena harus mendampingi Timnas U-19 menjalani Training Camp jangka panjang membuat Ade Ali dan Muhni tentu menyimpan perasaan rindu. Beruntung, pelatih Indra memahami perasaan mereka.
“Indra pelatih fleksibel. Bila libur latihan dan menyampaikan dengan jelas, dia memberikan kami izin pulang. Tapi sebelum pulang, kami berdua berdiskusi agar pekerjaan kami tetap lancar dan tidak mengganggu tim,” papar Ade Ali.
(Defri Saefullah) - See more at: http://bola.liputan6.com/read/2017133/kisah-dua-kitman-timnas-u-19-bukan-pekerjaan-sepele#sthash.qlHV3S2m.dpuf
Ade Ali dan Muhni berbagi bertugas memenuhi perlengkapan pemain seperti baju, celana, kaus kaki dan sepatu sebelum pertandingan. Keduanya pun sibuk membawa balok es dan air minum saat jam Garuda Jaya tampil. Ketika latihan, Ade Ali dan Muhni saling bahu membahu membawa properti latihan seperti bola, tiang rintangan, dan cone.
Muhni telah direkrut pelatih, Indra Sjafri sejak gelaran turnamen HKFA di Hongkong 2013. Sedangkan Ade Ali, baru didatangkan Indra Jelang persiapan menghadapi Piala AFF U-19 di Sidoarjo. Sebelum bergabung dengan timnas, Ade bekerja di tim Divisi I Bina Putera Cirebon. Indra menemukan Ade Ali saat sedang blusukan ke Cirebon mencari pemain.
Banyak suka dan duka yang mereka rasakan saat mendampingi Timnas U-19. Ade Ali mengaku sempat dibuat kesal oleh striker Muchlis Hadi Ning Syaifullah. Pemain yang telah direkrut PSM Makassar itu sering lupa memberikan kaus kaki sepasang, saat usai bertanding maupun berlatih.
“Saat saya tanyakan, satu kaus kaki kali lagi ke mana? Dia hanya tersenyum dan menjawab: lupa saya letakkan di mana,” ungkap Muhni terkekeh. “Saya kemudian mengingatkan dia agar lebih teliti," ungkap Ade Ali kepada Liputan6.com di Hotel Agrowisata, Batu.
Pengalam pahit disampaikan Muhni saat mendampingi Timnas U-19 di ajang turnamen invitasi, HKFA di Hongkong 2013. Saat itu, dia lupa membawa ban kapten dari Indonesia. Praktis, kapten Indonesia tidak diketahui wasit. "Di babak kedua kami mencari ban kapten dengan menggunakan karet. Kesalahan itu sangat fatal bagi tim," kenang Muhni, pria asal Tegal itu.
Lama bergabung dalam tim, Ade Ali dan Muhni kerap menjadi tempat curahan hati para pemain, terutama masalah performa di atas lapangan sekaligus teman bercerita saat rindu dengan keluarga. “Pemain lebih dekat kepada kami dibanding ke pelatih (Indra Sjafri),” kata Ade Ali.
“Bila pemain menginginkan sesuatu kepada pelatih, biasanya lewat kami dulu. Baru kemudian kami menyampaikannya (ke pelatih).” Tidak jarang, mereka ikut memberikan motivasi kepada pemain sebelum bertanding. “Saya sering bilang kepada pemain, kalian harus bermain bagus karena saya sudah bekerja keras mempersiapkan perlengkapan.”
Sama seperti Ade Ali, Muhni kerap memberikan masukan kepada para pemain. “Ketika pemain bercerita tentang penampilan di lapangan, saya mengatakan apa adanya. Kalau jelek saya tidak saya tutup-tutupi. Tapi saya tetap memberikan semangat kepada mereka,” Muhni menimpali.
Tinggal jauh dari keluarga karena harus mendampingi Timnas U-19 menjalani Training Camp jangka panjang membuat Ade Ali dan Muhni tentu menyimpan perasaan rindu. Beruntung, pelatih Indra memahami perasaan mereka.
“Indra pelatih fleksibel. Bila libur latihan dan menyampaikan dengan jelas, dia memberikan kami izin pulang. Tapi sebelum pulang, kami berdua berdiskusi agar pekerjaan kami tetap lancar dan tidak mengganggu tim,” papar Ade Ali.
(Defri Saefullah) - See more at: http://bola.liputan6.com/read/2017133/kisah-dua-kitman-timnas-u-19-bukan-pekerjaan-sepele#sthash.qlHV3S2m.dpuf
Ade Ali dan Muhni berbagi bertugas memenuhi perlengkapan pemain seperti baju, celana, kaus kaki dan sepatu sebelum pertandingan. Keduanya pun sibuk membawa balok es dan air minum saat jam Garuda Jaya tampil. Ketika latihan, Ade Ali dan Muhni saling bahu membahu membawa properti latihan seperti bola, tiang rintangan, dan cone.
Muhni telah direkrut pelatih, Indra Sjafri sejak gelaran turnamen HKFA di Hongkong 2013. Sedangkan Ade Ali, baru didatangkan Indra Jelang persiapan menghadapi Piala AFF U-19 di Sidoarjo. Sebelum bergabung dengan timnas, Ade bekerja di tim Divisi I Bina Putera Cirebon. Indra menemukan Ade Ali saat sedang blusukan ke Cirebon mencari pemain.
Banyak suka dan duka yang mereka rasakan saat mendampingi Timnas U-19. Ade Ali mengaku sempat dibuat kesal oleh striker Muchlis Hadi Ning Syaifullah. Pemain yang telah direkrut PSM Makassar itu sering lupa memberikan kaus kaki sepasang, saat usai bertanding maupun berlatih.
“Saat saya tanyakan, satu kaus kaki kali lagi ke mana? Dia hanya tersenyum dan menjawab: lupa saya letakkan di mana,” ungkap Muhni terkekeh. “Saya kemudian mengingatkan dia agar lebih teliti," ungkap Ade Ali kepada Liputan6.com di Hotel Agrowisata, Batu.
Pengalam pahit disampaikan Muhni saat mendampingi Timnas U-19 di ajang turnamen invitasi, HKFA di Hongkong 2013. Saat itu, dia lupa membawa ban kapten dari Indonesia. Praktis, kapten Indonesia tidak diketahui wasit. "Di babak kedua kami mencari ban kapten dengan menggunakan karet. Kesalahan itu sangat fatal bagi tim," kenang Muhni, pria asal Tegal itu.
Lama bergabung dalam tim, Ade Ali dan Muhni kerap menjadi tempat curahan hati para pemain, terutama masalah performa di atas lapangan sekaligus teman bercerita saat rindu dengan keluarga. “Pemain lebih dekat kepada kami dibanding ke pelatih (Indra Sjafri),” kata Ade Ali.
“Bila pemain menginginkan sesuatu kepada pelatih, biasanya lewat kami dulu. Baru kemudian kami menyampaikannya (ke pelatih).” Tidak jarang, mereka ikut memberikan motivasi kepada pemain sebelum bertanding. “Saya sering bilang kepada pemain, kalian harus bermain bagus karena saya sudah bekerja keras mempersiapkan perlengkapan.”
Sama seperti Ade Ali, Muhni kerap memberikan masukan kepada para pemain. “Ketika pemain bercerita tentang penampilan di lapangan, saya mengatakan apa adanya. Kalau jelek saya tidak saya tutup-tutupi. Tapi saya tetap memberikan semangat kepada mereka,” Muhni menimpali.
Tinggal jauh dari keluarga karena harus mendampingi Timnas U-19 menjalani Training Camp jangka panjang membuat Ade Ali dan Muhni tentu menyimpan perasaan rindu. Beruntung, pelatih Indra memahami perasaan mereka.
“Indra pelatih fleksibel. Bila libur latihan dan menyampaikan dengan jelas, dia memberikan kami izin pulang. Tapi sebelum pulang, kami berdua berdiskusi agar pekerjaan kami tetap lancar dan tidak mengganggu tim,” papar Ade Ali.
(Defri Saefullah)
- See more at: http://bola.liputan6.com/read/2017133/kisah-dua-kitman-timnas-u-19-bukan-pekerjaan-sepele#sthash.Q4nK0ZU1.dpuf
Ade Ali dan Muhni berbagi bertugas memenuhi perlengkapan pemain seperti baju, celana, kaus kaki dan sepatu sebelum pertandingan. Keduanya pun sibuk membawa balok es dan air minum saat jam Garuda Jaya tampil. Ketika latihan, Ade Ali dan Muhni saling bahu membahu membawa properti latihan seperti bola, tiang rintangan, dan cone.
Muhni telah direkrut pelatih, Indra Sjafri sejak gelaran turnamen HKFA di Hongkong 2013. Sedangkan Ade Ali, baru didatangkan Indra Jelang persiapan menghadapi Piala AFF U-19 di Sidoarjo. Sebelum bergabung dengan timnas, Ade bekerja di tim Divisi I Bina Putera Cirebon. Indra menemukan Ade Ali saat sedang blusukan ke Cirebon mencari pemain.
Banyak suka dan duka yang mereka rasakan saat mendampingi Timnas U-19. Ade Ali mengaku sempat dibuat kesal oleh striker Muchlis Hadi Ning Syaifullah. Pemain yang telah direkrut PSM Makassar itu sering lupa memberikan kaus kaki sepasang, saat usai bertanding maupun berlatih.
“Saat saya tanyakan, satu kaus kaki kali lagi ke mana? Dia hanya tersenyum dan menjawab: lupa saya letakkan di mana,” ungkap Muhni terkekeh. “Saya kemudian mengingatkan dia agar lebih teliti," ungkap Ade Ali kepada Liputan6.com di Hotel Agrowisata, Batu.
Pengalam pahit disampaikan Muhni saat mendampingi Timnas U-19 di ajang turnamen invitasi, HKFA di Hongkong 2013. Saat itu, dia lupa membawa ban kapten dari Indonesia. Praktis, kapten Indonesia tidak diketahui wasit. "Di babak kedua kami mencari ban kapten dengan menggunakan karet. Kesalahan itu sangat fatal bagi tim," kenang Muhni, pria asal Tegal itu.
Lama bergabung dalam tim, Ade Ali dan Muhni kerap menjadi tempat curahan hati para pemain, terutama masalah performa di atas lapangan sekaligus teman bercerita saat rindu dengan keluarga. “Pemain lebih dekat kepada kami dibanding ke pelatih (Indra Sjafri),” kata Ade Ali.
“Bila pemain menginginkan sesuatu kepada pelatih, biasanya lewat kami dulu. Baru kemudian kami menyampaikannya (ke pelatih).” Tidak jarang, mereka ikut memberikan motivasi kepada pemain sebelum bertanding. “Saya sering bilang kepada pemain, kalian harus bermain bagus karena saya sudah bekerja keras mempersiapkan perlengkapan.”
Sama seperti Ade Ali, Muhni kerap memberikan masukan kepada para pemain. “Ketika pemain bercerita tentang penampilan di lapangan, saya mengatakan apa adanya. Kalau jelek saya tidak saya tutup-tutupi. Tapi saya tetap memberikan semangat kepada mereka,” Muhni menimpali.
Tinggal jauh dari keluarga karena harus mendampingi Timnas U-19 menjalani Training Camp jangka panjang membuat Ade Ali dan Muhni tentu menyimpan perasaan rindu. Beruntung, pelatih Indra memahami perasaan mereka.
“Indra pelatih fleksibel. Bila libur latihan dan menyampaikan dengan jelas, dia memberikan kami izin pulang. Tapi sebelum pulang, kami berdua berdiskusi agar pekerjaan kami tetap lancar dan tidak mengganggu tim,” papar Ade Ali.
(Defri Saefullah)
- See more at: http://bola.liputan6.com/read/2017133/kisah-dua-kitman-timnas-u-19-bukan-pekerjaan-sepele#sthash.Q4nK0ZU1.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar