INILAHCOM, Jakarta - Penampilan impresif timnas
Indonesia U-19 di ajang AFF Cup U-19 serta Kualifikasi Kejuaraan Asia
U-19 menarik minat banyak pemain muda untuk menjadi bagian skuad besutan
Indra Sjafri itu. Namun untuk mencapainya takkan mudah.
Berhasil
menyabet gelar juara Piala AFF U-19 tahun 2013 lalu, Evan Dimas dkk
menjadi primadona baru pecinta sepakbola di Tanah Air. Betapa tidak,
gelar tersebut mengakhiri puasa trofi selama 22 tahun.
Permainan
atraktif serta kesolidan tim yang diperlihatkan tim Garuda Jaya membuat
banyak orang berdecak kagum. Tak ayal, banyak pemain muda dari penjuru
negeri bermimpi menjadi bagian dari skuad.
Indra Sjafri sendiri
tak menyangkal hal tersebut. Namun menurutnya, tak sembarangan orang
bisa bermain di tim nasional. Pemain itu harus memenuhi sejumlah
kualifikasi dasar, salah satunya adalah pembinaan dalam klub.
"Menjadi
seorang pemain tim nasional itu tak bisa karbitan. Ia tak bisa langsung
lompat masuk timnas tanpa bermain di klub karena di klub dia akan
mendapat pengalaman serta penguasaan teknik," katanya kepada wartawan di
Jakarta, Minggu (23/3/2014) WIB.
"Di dalam klub sendiri, mereka
harus punya nilai jual. Jadi sewaktu-waktu ada seleksi, mereka bisa
direkomendasikan," ia melanjutkan.
Lebih jauh, pelatih asal
Sumatra Barat itu berkomentar mengenai sedikitnya tenaga kepelatihan
berlisensi yang ada di Indonesia. Kedepannya ia berharap PSSI sebagai
induk sepakbola nasional bisa memperbanyak kursus kepelatihan dan
mempermudah proses lisensi.
"Jika dibandingkan dengan Jepang,
jumlah pelatih berlisensi kita jauh tertinggal. Di Indonesia hanya ada
sekitar 1500 pelatih berlisensi tentu sangatlah kurang," lanjutnya.
"Saya
berharap dan sudah berbicara dengan asosiasi sepakbola (PSSI) untuk
memperbanyak jumlah pelatih berlisensi, kalau perlu gratis selama mereka
menempuh kursus dan mengambil lisensi," ia memungkasi.[yob]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar