Bolanews.com - “Saya yakin! Saya juara!” Suara yang menunjukkan keyakinan dan kepercayaan diri yang kuat menggema di tempat terbuka yang dikelilingi sungai dan sawah.
Suara keras penuh semangat itu keluar dari mulut pemain tim
nasional U-19 yang mengikuti outbond di Kaliurang, kawasan di kaki
Gunung Merapi, Yogyakarta.
Suasana yang berbeda dirasakan Ravi Murdianto dkk. Selama persiapan
menuju Piala AFC U-19 di Myanmar, Oktober, mereka menghadapi rutinitas
latihan yang diselingi dengan pertandingan.
Akibat menjalani pemusatan latihan yang panjang, pemain dikhawatirkan
merasa jenuh. Kelelahan mental dan kejenuhan diduga menjadi penyebab
hasil kurang memuaskan yang didapat Tim Garuda Jaya di Hassanal Bolkiah
Trophy.
Pengalaman itu menyisakan luka bagi seluruh awak tim. Saat kembali ke
Yogyakarta untuk melanjutkan pemusatan latihan, pelatih Indra Sjafri
mengagendakan kegiatan yang diharapkan bisa membuat pikiran pemain lebih
segar dan mental mereka dipulihkan.
Untuk itulah selama dua hari, 29-30 Agustus, para pemain berada di
Kaliurang. Di malam hari, pemain bersama jajaran pelatih dan Sekretaris
Jenderal PSSI, Joko Driyono, menyelenggarakan api unggun.
“Semua bergembira. Pemain benar-benar melepaskan beban dan semua
bersuka-ria. Mereka sampai ingin terus menikmati acara api unggun, tapi
pemain harus disiplin dan beristirahat karena pagi sudah mengikuti
outbond,” ujar Guntur Cahyo Utomo, pelatih mental timnas U-19.
Ajarkan Kebersamaan Kegiatan outbond mengajarkan kebersamaan,
kekompakan, kekeluargaan, dan masih banyak lagi. Pemain diajak lebih
memahami bagaimana berempati pada yang lain, bagaimana bereaksi dengan
cepat dan mencari strategi yang tepat melalui beragam permainan dalam
regu.
“Kami banyak belajar bagaimana berempati dengan yang lain, mencari
strategi yang tepat di permainan air mancur lima orang. Suasananya
menyenangkan. Kami bisa refreshing. Di Malang, kami juga pernah outbond,
tapi permainannya tidak sebanyak seperti yang di sini,” ujar Yabes Roni
Malaifani.
Kiper Ravi Murdianto mengaku sempat keluar keringat dingin saat
hendak mencoba permainan flying fox, tapi ia memberanikan diri
bergelantungan meski memilih sebagai peserta terakhir. “Takut, tapi
harus dijalani biar tidak takut,” ucap Ravi.
Selain beraksi dengan flying fox, pemain bekerja sama memasukkan bola
kecil ke ember melalui pipa kecil yang disambung-sambung. Mereka juga
saling membantu membangun jembatan kayu melewati ‘sungai beracun’.
“Pokoknya menyenangkan. Ada kebersamaan, kekeluargaan, kepemimpinan,
kepercayaan, konsentrasi. Pikiran kami jadi lebih fresh. Kami merasakan
suasana baru dengan outbond di alam terbuka seperti ini,” ujar striker
Dimas Drajad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar