Kalau ditanya kepada masyarakat pecinta pecinta sepak bola tim
nasional mana yang sekarang jadi pujaan di tanah air? Tentu jawabannya
tim nasional U-19. Juara Piala AFF U-19 2013 dan berhasil lolos
kualifikasi untuk ikut serta kejuaraan Piala AFC 2014 di Myanmar menjadi
alasan kenapa tim asuhan Indra Sjafri ini begitu dicintai.
Eksklusif SportSatu
Pada
Oktober mendatang, timnas U-19 akan melakoni kejuaraan Asia di Myanmar.
Tergabung bersama kekuatan lawas Asia, seperti, Uzbekistan, Uni Emirat
Arab, dan Australia,
Indonesia diharapkan bisa lolos grup dan lolos sampai ke semifinal.
Lalu? kenapa harus semifinal? Targetnya jelas jika masuk empat besar,
kita bisa berlaga di Piala Dunia U-20 di Selandia Baru tahun depan.
Berlaga
di Piala Dunia tentu membanggakan bagi masyarakat Indonesia yang sudah
haus dengan prestasi timnas di tingkat internasional. Semoga harapan
kita melihat anak-anak muda ini berprestasi dan tampil di Piala Dunia
bisa jadi kenyataan.
Namun, siapa sangka ternyata timnas negara kita pernah tampil di ajang Piala Dunia, khususnya Piala Dunia di tingkat junior. Tepatnya, pada 1979, Bambang Nurdiansyah dkk mampu mewakili Asia di tingkat dunia dalam ajang FIFA Youth World Cup yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang.
Cerita Awal Tampil di Piala Dunia 1979 dan Marahnya Mas Cipto
SportSatu
berkesempatan menemui striker timnas yang berlaga di Piala Dunia kala
itu, Bambang Nurdiansyah, secara eksklusif. Mantan bomber Pelita Jaya
ini, menuturkan cerita bagaimana awalnya mereka bisa tampil di Piala
Dunia Junior 1979.
"Kami awalnya tidak bisa tampil, tapi akhirnya
kita tampil di Piala Dunia gantikan Korea Utara yang pada saat itu
juara Piala Asia Junior pada 1978," ujar Bambang Nurdiansyah.
"Korut
tidak mau tampil karena sentimen sama sponsor utama kejuaraan ini.
Sponsornya kan Coca Cola, kita tahu perusahaan itu asal Amerika, nah
mereka gak mau karena waktu itu situasi politik Korut sama Amerika kan
gak bagus."
Tergabung di grup B bersama tim dunia lainnya,
seperti, Argentina, Polandia, dan Yugoslavia, anak asuh Almarhum
Sutjipto Soentoro gagal total dan jadi juru kunci grup. Mereka kalah 0-5
dari Argentina, 0-6 dari Polandia, dan 0-5 dari Yugoslavia.
Total, Endang Tirtana
dkk kebobolan 16 gol tanpa bisa memasukkan gol satu kali pun. Akan
tetapi, meski jadi bulan-bulanan, Bambang Nurdiansyah mengaku semua
kekalahan itu sama sekali tidak bikin mereka down.
"Sori nih bos, kita kalahnya sama tim nasional
dunia lho. Bukan sama timnas negara Asean. Bukan sama Thailand, kalah
6-0 pula (agak menyindir timnas di Asian Games) Ha.. ha.. ha," ujarnya
sambil tertawa.
"Walaupun kalah kita tetap bangga. Kita kalah dengan tim yang luar biasa. Kalau kalah sama Thailand baru saya tidak bisa tidur," lagi-lagi sambil tertawa.
"Kami gak down,
yang kami lawan tim dunia. Justru kita makin termotivasi dan bikin
bergairah. Skuad yang dulu ikut justru jadi pemain nasional yang
terkenal. Ada saya, Mundari Karya, Subangkit, Budhi Tanoto, dan Endang
Tirtana."
Yang menarik dalam aksi Indonesia pertama kalinya di Piala Dunia Junior 1979 adalah pesona calon mega bintang waktu itu, Diego Maradona. Bagaimana tidak para pemain malah berfoto bersama dengan Maradona sebelum pertandingan digelar.
Ada kabar yang menyebutkan, bahwa sang pelatih, Soetjipto Soentoro marah karena kejadian itu.
"Saya klarifikasi, bukannya marah. Mas Cipto (Soetjipto Soentoro) ingin kita jangan foto dulu sebelum pertandingan," ujar Bambang.
"Kalau
begitu kesannya sudah kalah sebelum bertanding, walaupun kita memang
secara kualitas sudah pasti kalah. Kalau mau foto, ya sesudah
pertandingan. Mau foto atau pelukan ya terserah tapi setelah
pertandingan. Kalau sudah begini yang dilihat aspek psikologis kita
jadinya kalah," kata Bambang.
Namun, terlepas dari hasil mengecewakan di Piala Dunia Junior 1979, kita patut bangga ternyata sepak bola kita pernah diakui sampai tingkat internasional.
Yakin Timnas U-19 Sekarang Bisa Berprestasi
Seperti
dibahas di awal tulisan ini, timnas U-19 sedang bersiap untuk berlaga
di Piala Asia U-19 di Myanmar Oktober nanti. Ditanya bagaimana peluang
anak asuh Indra Sjafri di Myanmar nanti, Bambang Nurdiansyah yakin Evan Dimas Cs punya peluang yang besar.
"Kalau
di kelompok usia, Indonesia selalu punya peluang, ya 50% lah untuk
peluangnya. Mereka saya rasa punya persiapan yang bagus," ujar Bambang.
"Hasil
kualifikasi mereka bagus walau main di kandang sendiri. Tapi, mereka
punya masa depan cerah. Saya yakin mereka bisa memenuhi target untuk
lolos sampai babak semifinal."
Mantan topskor empat kali era
Galatama ini juga menyebut punya beberapa kelebihan. Yang ia katakan
bahwa kelebihan ini bisa jadi senjata timnas U-19 di Myanmar nanti.
Selain
kelebihan, Banur, sapaan akrab Bambang Nurdiansyah, juga menyebut
timnas Garuda Jaya punya kelemahan yang mencolok. Kelemahan yang paling
terlihat adalah ketika mereka bermain sangat monoton dan kurang kreasi.
"Fighting spirit mereka sangat bagus, ya maklum lah anak-anak muda semua kan, fisik mereka juga bagus, dan yang sata tahu VO2max mereka di atas rata-rata," kata Banur.
"Tapi
ada juga kekurangan yang perlu dibenahi, yaitu, mereka kadang main
terlalu monoton, kenceng terus. Mainin tempo seharusnya. Mereka suka
kesulitan kalau main lawan tim yang bermain bertahan, suka kurang kreasi
mereka."
Selain berkomentar mengenai kelebihan dan kekurangan,
Banur juga ternyata punya pemian favorit di timnas U-19. Ia mengaku
senang dengan Evan Dimas dan Ilham Udin.
"Pemain
yang menonjol ada dua stopper di belakang (Hansamu Yama, Syahrul
Kurniawan), terus ada Evan Dimas, Ilham Udin. Kalau gak ada 4 orang ini
kekuatan akan berkurang."
"Tapi saya suka banget sama permainan Evan Dimas dan Ilham Udin. Mereka berdua kekuatan utama saya rasa."
Selanjutnya,
entah bagaimana perjalanan timnas U-19 kita nanti di Myanmar, tapi
semoga target awal yaitu masuk semifinal tetap menyala di antara
pemain-pemain yang akan berlaga. Kita harus yakin timnas kita akan
berprestasi di ajang AFC Cup U-19 Oktober nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar