kompas.com
TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19, Indra Sjafri, mengaku terkesan dengan Ciudad Real Madrid yang merupakan komplek latihan Real Madrid. Kekaguman Indra terhadap Ciudad Real Madrid saat pelatih asal Sumatera Barat bersama Evan Dimas dan kawan-kawan menyaksikan penampilan Real Madrid U-19 melawan Basel U-19 di ajang UEFA Youth League di lapangan Alfredo di Stéfano Stadium, Selasa (16/9/2014).
UEFA
Youth League merupakan kompetisi tim usia muda yang diselenggarakan
oleh UEFA. Tim yang mengikuti kompetisi ini adalah tim U-19 dari 32 klub
yang mengikuti babak penyisihan grup Liga Champions 2014-2015.
"Kemarin setelah tanding (melawan Atletico Madrid B), kami langsung ke sini," kata Indra.
Indra pantas kagum dengan Ciudad Real Madrid karena komplek latihan ini begitu luar biasa. Komplek yang luasnya mencapai 1,2 juta meter persegi di Valdebebas tersebut, memiliki 13 lapangan termasuk stadion kecil bernama Estadio Alfredo Di Stefano. Stadion ini merupakan kandang Real Madrid Castilla atau tim cadangan yang secara reguler berkompetisi.
Indra pantas kagum dengan Ciudad Real Madrid karena komplek latihan ini begitu luar biasa. Komplek yang luasnya mencapai 1,2 juta meter persegi di Valdebebas tersebut, memiliki 13 lapangan termasuk stadion kecil bernama Estadio Alfredo Di Stefano. Stadion ini merupakan kandang Real Madrid Castilla atau tim cadangan yang secara reguler berkompetisi.
Komplek
yang diresmikan pada 30 September 2005 ini juga memiliki faslitas yang
lengkap. Salah satunya tempat medis terbaik di dunia yang terdapat ruang
fisioterapi yang sangat besar dan ruang hidroterapi yang memiliki empat
kolam renang.
Komplek ini terdiri atas tiga bagian besar.
Tim-tim yunior di bawah 16 tahun ditempatkan di komplek bagian paling
depan. Di tengah adalah komplek untuk tim di bawah 17 tahun hingga tim
Castilla. Komplek untuk Iker Casillas dan kawan-kawan berada di paling
ujung.
Saking kagumnya, Indra berharap bisa membangun akademi seperti Real Madrid di Indonesia. "Saya punya keinginan membangun akademi. Mana tau ada investor mau bantu saya," tuturnya.
Indra mengaku, dirinya memiliki keinginan membangun akademi sejak dua tahun lalu setelah ia melihat banyak pemain berpotensi di daerah-daerah. "Kendalanya fasilitas, lapangan, dan biaya operasional. Butuh banyak investor atau sponsor. Membangun akademi adalah impian besar saya," tuturnya.
Indra mengaku, dirinya memiliki keinginan membangun akademi sejak dua tahun lalu setelah ia melihat banyak pemain berpotensi di daerah-daerah. "Kendalanya fasilitas, lapangan, dan biaya operasional. Butuh banyak investor atau sponsor. Membangun akademi adalah impian besar saya," tuturnya.
Indra terkenal sebagai pelatih yang suka "blusukan" ke
pelosok daerah untuk mencari pemain-pemain berbakat. Dari kerja kerasnya
itu, Indra menemukan pemain berbakat seperti Zulfiandi dari Bireuen
Aceh, kapten tim Evan Dimas dari Surabaya, penyerang sayap Ilham Udin
Armayn dari Ternate, Maluku Utara, dan Maldini Pali dari Sulawesi Barat,
yang saat ini menjadi andalan di skuad Garuda Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar