Sabtu, 24 Mei 2014

Sistem Formasi yang Cocok Untuk Timnas U-19






Coachindrasjafri.com - Dalam sebuah obrolan santai di Hotel Yasmin, Karawaci, Tangerang  (1/5/2014) coach Indra Sjafri memberikan alasan mengapa dia begitu kukuh mempertahankan pakem 4-3-3. Beberapa orang bahkan menganggap sebagai sebuah kengototan. Namun bagi coach Indra, formasi 4-3-3 dipilih setelah melihat sumber daya yang dimiliki pemain Indonesia. Dia paham betul dengan kemampuan pemainnya.  Sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang memungkinkan pemain saling mendukung satu sama lain. Dia berkeyakinan formasi 4-3-3 cocok dengan tipikal dan gaya pemain Indonesia.


Formasi 4-3-3 biasa digunakan oleh tim-tim yang memiliki tipikal menyerang. Beberapa negara yang menggunakan formasi ini adalah Chile, Argentina, Jerman, Meksiko, dan Spanyol. Formasi ini mensyaratkan sayap/winger yang kuat serta koordinasi yang bagus. Biasanya tim-tim yang memaikan formasi ini memiliki possession football tinggi dan cenderung kuat dalam menyerang. Meski banyak disorot memiliki kelemahan di sektor pertahanan, namun beberapa negara yang menggunakan formasi ini kuat juga dalam bertahan.

Sebetulnya formasi dalam sebuah permainan sepak bola bukanlah sesuatu yang baku. Penggunaannya selalu disesuaikan dengan kebutuhan tim dan sumber daya pemain yang ada. Seperti itulah alasan coach Indra menggunakan formasi ini. “Indonesia itu menurut saya lebih cocok menggunakan 4-3-3 karena sumber daya kita sesuai dengan itu.” Ini rasanya cukup beralasan. Lihat tim-tim ang menggunakan formasi ini. Hampir pemainnya tidak terlalu berbeda posturnya dengan pemain Indonesia kecuali Jerman misalnya. Meksiko bahkan punya struktur anatomi yang hampir sama dengan kebanyakan pemain Indonesia.

Coach Indra cukup jeli melihat kemampuan pemain Indonesia. Penggunaan formasi 4-3-3 didasari oleh kenyataan bahwa pemahaman umum pemain Indonesia adalah permainan sayap dan bola daerah. Selain itu pemain Indonesia memiliki kelebihan dalam hal kelincahan. Cara berfikir coach Indra memang cerdas. Melihat kenyataan ini maka dia yakin bahwa solusi yang tepat agar pemain Indonesia bisa berbicara banyak adalah menggunakan formasi yang cocok dengan karakter mereka.

Apa yang dilakukan coach Indra memang bisa dibuktikan. Di tangannya Indonesia bisa berjaya di level Junior  saat berhasil merebut juara di turnamen remaja di hongkong dua kali berturut-turut serta menjadi kampiun di piala AFF di Sidoarjo. Bahkan saat berada di babak penyisihan group Piala Asia 2014 timnas U-19 asuhannya mampu membalikkan keyakinan banyak orang saat membuat Korea Selatan selaku juara Bertahan PIala Asia U-19 harus harus puas di posisi 2 group setelah dikalahkan 3-2.

Untuk menerapkan formasi 4-3-3 sebuah tim harus didukung oleh pemain lapangan tengah dan sayap yang kuat. Untungnya coach Indra mendapatkan pemain hebat di poisi tersebut. Dua pemain timnas U-19 di sisi sayap menjadi andalan coach Indra. Ilhamudin Armayn misalnya. Siapa yang meragukan kemampuan pemain ini. Selain kuat dalam penguasaan bola, Ilham juga mampu melakukan passing dari sayap kiri yang memanjakan striker. Selain itu, pemain yang memliki kecepatan berlari dan eksplosif dalam melakukan penyerangan ini mampu menjadi goal getter lewat umpan matang dari lapangan tengah.

Di sayap kanan coach Indra memiliki Maldini Pali. Dia memiliki kemampuan menyusur sayap kanan dan melewati hadangan bek lawan. Bahkan seperti Ilham, dia mampu untuk melakukan penetrasi ke dalam mendekati gawang. Dibekali kemampuan yang setara dengan Ilham, Maldini sering memanjakan striker maupun maupun pemaine dari second line dengan umpan-umpan yang terukur.
Di lapanan tengah Evan Dimas, Hargianto, dan Zulfandi yang kadang diganti oleh Paulo Sitanggan adalah tiga pemain yang kuat dalam menggalang serangan. Evan Dimas adalah salah satu pemain yang menonjol. Visi bermainnya yang tinggi serta didukung kemampuan umpan serta possession foot ball nya membuat permainan timnas U-19 seperti dimulai dari dirinya. Ia seperti konduktor yang mengatur dinamika permainan timnas U-19.

Namun demikian yang masih menjadi PR adalah bagaimana memperkuat lini pertahanan mengingat formasi 4-3-3 sering meninggalkan lobang di sektor sayap terutama saat mendapat serangan balik . Itulah sebabnya dalam momen transisi, sebuah tim yang menerapkan formasi ini harus bisa melakukannya dengan baik. Untuk itu coach Indra beserta tim pelatih saat ini sedang menggarap sektor pertahanan yang bisa menyeimbangkan formasi ini menjadi ideal untuk menang tanpa harus kebobolan terutama saat ada serangan balik. “Kita masih lemah di transisi.” Kata coach Guntur mengamini. Meskipun semua sektor masih perlu perbaikan, harus diakui sektor pertahanan menjadi prioritas utama untuk mendapatkan perbaikan. Dan kita masih memiliki waktu 5 bulan untuk memperbaikinya.[]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar