Coachindrasjafri.com - Dalam sebuah obrolan santai di Hotel Yasmin,
Karawaci, Tangerang (1/5/2014) coach Indra Sjafri memberikan alasan
mengapa dia begitu kukuh mempertahankan pakem 4-3-3. Beberapa orang
bahkan menganggap sebagai sebuah kengototan. Namun bagi coach Indra,
formasi 4-3-3 dipilih setelah melihat sumber daya yang dimiliki pemain
Indonesia. Dia paham betul dengan kemampuan pemainnya. Sehingga
dibutuhkan sebuah sistem yang memungkinkan pemain saling mendukung satu
sama lain. Dia berkeyakinan formasi 4-3-3 cocok dengan tipikal dan gaya
pemain Indonesia.
Formasi 4-3-3 biasa digunakan oleh tim-tim yang
memiliki tipikal menyerang. Beberapa negara yang menggunakan formasi ini
adalah Chile, Argentina, Jerman, Meksiko, dan Spanyol. Formasi ini
mensyaratkan sayap/winger yang kuat serta koordinasi yang bagus.
Biasanya tim-tim yang memaikan formasi ini memiliki possession football
tinggi dan cenderung kuat dalam menyerang. Meski banyak disorot memiliki
kelemahan di sektor pertahanan, namun beberapa negara yang menggunakan
formasi ini kuat juga dalam bertahan.
Sebetulnya formasi dalam sebuah permainan sepak
bola bukanlah sesuatu yang baku. Penggunaannya selalu disesuaikan dengan
kebutuhan tim dan sumber daya pemain yang ada. Seperti itulah alasan
coach Indra menggunakan formasi ini. “Indonesia itu menurut saya lebih
cocok menggunakan 4-3-3 karena sumber daya kita sesuai dengan itu.” Ini
rasanya cukup beralasan. Lihat tim-tim ang menggunakan formasi ini.
Hampir pemainnya tidak terlalu berbeda posturnya dengan pemain Indonesia
kecuali Jerman misalnya. Meksiko bahkan punya struktur anatomi yang
hampir sama dengan kebanyakan pemain Indonesia.
Coach Indra cukup jeli melihat kemampuan pemain
Indonesia. Penggunaan formasi 4-3-3 didasari oleh kenyataan bahwa
pemahaman umum pemain Indonesia adalah permainan sayap dan bola daerah.
Selain itu pemain Indonesia memiliki kelebihan dalam hal kelincahan.
Cara berfikir coach Indra memang cerdas. Melihat kenyataan ini maka dia
yakin bahwa solusi yang tepat agar pemain Indonesia bisa berbicara
banyak adalah menggunakan formasi yang cocok dengan karakter mereka.
Apa yang dilakukan coach Indra memang bisa
dibuktikan. Di tangannya Indonesia bisa berjaya di level Junior saat
berhasil merebut juara di turnamen remaja di hongkong dua kali
berturut-turut serta menjadi kampiun di piala AFF di Sidoarjo. Bahkan
saat berada di babak penyisihan group Piala Asia 2014 timnas U-19
asuhannya mampu membalikkan keyakinan banyak orang saat membuat Korea
Selatan selaku juara Bertahan PIala Asia U-19 harus harus puas di posisi
2 group setelah dikalahkan 3-2.
Untuk menerapkan formasi 4-3-3 sebuah tim harus
didukung oleh pemain lapangan tengah dan sayap yang kuat. Untungnya
coach Indra mendapatkan pemain hebat di poisi tersebut. Dua pemain
timnas U-19 di sisi sayap menjadi andalan coach Indra. Ilhamudin Armayn
misalnya. Siapa yang meragukan kemampuan pemain ini. Selain kuat dalam
penguasaan bola, Ilham juga mampu melakukan passing dari sayap kiri yang
memanjakan striker. Selain itu, pemain yang memliki kecepatan berlari
dan eksplosif dalam melakukan penyerangan ini mampu menjadi goal getter
lewat umpan matang dari lapangan tengah.
Di sayap kanan coach Indra memiliki Maldini Pali.
Dia memiliki kemampuan menyusur sayap kanan dan melewati hadangan bek
lawan. Bahkan seperti Ilham, dia mampu untuk melakukan penetrasi ke
dalam mendekati gawang. Dibekali kemampuan yang setara dengan Ilham,
Maldini sering memanjakan striker maupun maupun pemaine dari second line dengan umpan-umpan yang terukur.
Di lapanan tengah Evan Dimas, Hargianto, dan
Zulfandi yang kadang diganti oleh Paulo Sitanggan adalah tiga pemain
yang kuat dalam menggalang serangan. Evan Dimas adalah salah satu pemain
yang menonjol. Visi bermainnya yang tinggi serta didukung kemampuan
umpan serta possession foot ball nya membuat permainan timnas U-19
seperti dimulai dari dirinya. Ia seperti konduktor yang mengatur
dinamika permainan timnas U-19.
Namun demikian yang masih menjadi PR adalah
bagaimana memperkuat lini pertahanan mengingat formasi 4-3-3 sering
meninggalkan lobang di sektor sayap terutama saat mendapat serangan
balik . Itulah sebabnya dalam momen transisi, sebuah tim yang menerapkan
formasi ini harus bisa melakukannya dengan baik. Untuk itu coach Indra
beserta tim pelatih saat ini sedang menggarap sektor pertahanan yang
bisa menyeimbangkan formasi ini menjadi ideal untuk menang tanpa harus
kebobolan terutama saat ada serangan balik. “Kita masih lemah di
transisi.” Kata coach Guntur mengamini. Meskipun semua sektor masih
perlu perbaikan, harus diakui sektor pertahanan menjadi prioritas utama
untuk mendapatkan perbaikan. Dan kita masih memiliki waktu 5 bulan untuk
memperbaikinya.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar