REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Indonesia U-19 masih kesulitan menghadapi lawan yang menerapkan strategi compact defense. Itu terlihat jelas saat Evan Dimas dkk beruji coba kontra Lebanon di Stadion Manahan, Solo, Rabu (28/5) malam.
Meskipun mendominasi penguasaan bola, tapi Indonesia gagal mencetak
gol sehingga harus puas dengan skor imbang tanpa gol. Lebanon menumpuk
hampir delapan pemain di barisan pertahanan dan lebih mengandalkan
serangan balik. Kondisi ini membuat serangan timnas U-19 kerap mentok di
kaki para pemain belakang Lebanon.
Pelatih timnas U-19 Indra Sjafri memiliki catatan tersendiri usai
melihat permainan anak-anak asuhnya. Pelatih asal Sumatra Barat ini
mengaku harus melakukan beberapa kali perubahan strategi bermain untuk
memecah ketatnya barisan pertahanan Lebanon. Pada awal babak pertama,
ujar Indra, anak-anak asuhnya mencoba bermain langsung dengan
mengirimkan umpan terobosan melambung dari lini tengah.
"Cara itu tidak efektif. Selain Lebanon yang main bertahan, pemain
lawan posturnya tinggi-tinggi," kata Indra mengomentari hasil
pertandingan.
Indra kemudian menginstruksikan pasukannya untuk mengeluarkan
karakter permainan aslinya. Yakni dengan memeragakan kombinasi bola-bola
pendek dan penetrasi dari lini sayap yang diakhiri dengan umpan tarik.
Indra menilai cara kedua ini lebih efektif. "Untuk melawan tim yang bermain dengan compact defense,
kita harus main lebar, kombinasi dari kaki ke kaki, dan berani
melepaskan tendangan dari luar kotak penalti," Indra menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar