Sabtu, 12 Juli 2014

Mereka di Balik Sukses Indra Sjafri dan Timnas U-19, dr Alfan Nur Asyhar (Dokter Timnas)

 bola.net

Bola.net -Meski baru bergabung Indra Sjafri saatbtraining center di Yogyakarta sebelum Piala AFF U-19 lalu, berbagai terobosan yang dilakukan dr Alfan Nur Asyhar cukup efektif bagi fisik skuat Garuda Jaya.

Publik Indonesia mulai bertanya-tanya dengan resep dari dokter satu ini saat final Piala AFF U-19. Kala itu, Indonesia masih terlihat perkasa di babak perpanjangan waktu. Sementara Vietnam satu persatu harus jatuh karena kram dan kelelahan.

Stamina memang menjadi sorot perhatian dr Alfan terutama yang disebabkan dehidrasi. Oleh karena itulah, ia tak mempermasalahkan dikenal cerewet dan terkadang harus beradu trik dengan anak-anak yang usianya jauh di bawahnya demi memerangi dehidrasi.

Dokter jebolan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta angkatan 2001 ini memang mengharamkan makanan pedas bagi Timnas U-19. Evan Dimas dkk yang dikenal cerdas tak mau kalah, berbagai cara dilakukan demi nikmatnya sambal dan cabai tersebut.

"Mereka suka menyembunyikan sambal di bagian bawah telur dadar. Ketahuan, kemudian saya sita dan awasi lagi. Besoknya, saya lihat telur mereka terlihat bersih dari sambal. Eh ternyata mereka sembunyikan potongan cabai kecil-kecil di balik telur itu," kenang dr Alfan sambil tertawa.

Selain makanan pedas, eks dokter Timnas senior di era Nil Maizar ini juga mencampurkan Oralit pada minuman Timnas U-19 demi menghindari dehidrasi. Siapa sangka, penggunaan oralit tersebut ternyata pengganti dari minuman isotonik kenamaan.

Meski lebih banyak engandung elektrolit, minuman tersebut tak lagi diberikan karena penggawa Garuda Jaya banyak yang diare usai meminumnya. "Ya maaf sebelummnya, mereka kan banyak dari daerah, mungkin tak terbiasa. Sebelum pertandingan mereka sakit perut," tuturnya.

Selain menjauhkan dehidrasi, Indra Sjafri sempat mengakui kalau terapi air (krioterapi) yang diberikan dr Alfan merupakan pencegahan cedera dan recovery yang cepat dari jadwal Timnas yang padat. Namun, dokter kelahiran Yogyakarta 17 September, 31 tahun lalu ini menolak kalau terjaganya stamina itu hasil kerjanya seorang. "Itu semua karena tingkat kepatuhan dan kedisiplinan tinggi anak-anak," tegasnya.

"Ilmu medis, Krioterapi, dan lain-lain yang saya terapkan ke tim Alhamdulilah didukung oleh kinerja official dan coach Indra yang memahami benar sport science. Itu mempermudah saya dalam tindakan preventif sebelum pengobatan yang komperehensif," tutupnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar