Jumat, 25 Juli 2014

Alasan Pembatalan yang Penuh Tanda Tanya


Harian Bola - Keputusan mendadak PSSI membatalkan keikutsertaan timnas U-19 di Cotif L’Alcudia pada Rabu (23/7) terasa memukul personel Tim Garuda Jaya.


Ofisial dan pemain timnas U-19 kecewa. “Sejak jauh-jauh hari kami telah menyiapkan program
guna menghadapi turnamen tersebut. Pengurusan visa ke Spanyol sudah beres,” ucap Djarot Supriyadi, pelatih kiper timnas U-19.
 
Turnamen Cotif akan berlangsung di Valencia, Spanyol, pada 10 hingga 20 Agustus. PSSI memutuskan menarik timnas U-19 ke turnamen itu. Federasi memilih menggantinya dengan Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) yang diselenggarakan di Brunei Darussalam pada 9-23 Agustus.

“Melalui KBRI di Brunei, mereka secara resmi meminta PSSI agar mengirimkan tim untuk ikut di HBT. Badan Tim Nasional menilai HBT lebih bermanfaat dari sisi teknis terhadap tim. Terlebih lagi, Indonesia merupakan runnerup pada edisi sebelum 2012. Timnas U-19 akan menghadapi negara, tidak seperti di Cotif yang hanya melawan klub,” tutur Joko Driyono, Sekjen PSSI, usai rapat Komite Eksekutif PSSI di Hotel Sultan, Rabu (23/7) malam.

Pernyataan Joko terasa janggal karena di sisi lain PSSI mengirimkan timnas U-21 ke Spanyol untuk tampil di turnamen Cotif.

Timnas U-21 dibentuk secara dadakan. Rudi Willian Keltjes ditunjuk sebagai pelatih. Pemainnya akan banyak diisi oleh juara LSI U-21, Sriwijaya FC. Akan ada 10 hingga 12 pemain Sriwijaya, ditambah empat pemain timnas U-19.

Keikutsertaan timnas U-21 diproyeksikan untuk Kualifikasi Olimpiade pada 2015. Padahal, BTN telah menunjuk Aji sebagai nakhoda timnas U-23 dengan target tampil di SEA Games 2015. Aji tentu akan melibatkan pemainpemain berusia 21 tahun untuk diproyeksikan matang pada tahun depan.

Sesama ASEAN

Buat timnas U-19, persaingan turnamen Cotif lebih kompetitif. Hasil drawing menempatkan Indonesia berada di Grup B bersama Argentina U-20, Mauritania U- 20, Barcelona U-20, serta Arab Saudi U-20.
Bandingkan dengan Turnamen HBT, Indonesia U-19 tergabung di Grup B bersama Vietnam, Malaysia, Kamboja, Singapura, dan Brunei Darussalam. Negara-negara tersebut kualitasnya setara dan kurang memberi tekanan kepada timnas U-19 yang akan tampil di turnamen elite Piala AFC U-19.

Fakta lain, pada pertengahan September timnas U-19 akan tampil di turnamen mini AFF yang juga menghadirkan lawanlawan dari kawasan ASEAN. Rumor merebak keikutsertaan timnas U-19 di HBT karena kisruh hak siar.

SCTV yang memegang hak siar pertadingan timnas U-19 merasa dirugikan karena RCTI menguasai hak siar turnamen Cotif.

PSSI punya alasan berbeda. “Tidak mudah untuk memutuskan keikutsertaan di HBT. Ada dua hal yang memengaruhi, yaitu hubungan antara dua negara. Diundanganya Indonesia ke ajang tersebut bukan sekadar hubungan antara federasi,” tutur Joko.

Mantan pemain timnas, Ricky Yakobi angkat bicara: “Apa pun itu, PSSI harus lebih cermat memilih agenda turnamen internasional agar Tim Garuda Jaya bisa tampil maksimal di Piala AFC U-19. Menghadapi lawan dengan level tinggi Asia, semestinya timnas U-19 mendapat kesempatan beruji coba melawan tim-tim dengan kualitas lebih tinggi. Mereka harus dibiasakan tertekan. Bertanding melawan tim-tim yang kualitasnya relatif setara tidak akan membantu,” ujar Ricky.

Ricky mencontohkan pengalamannya pada 1986 saat tampil membela timnas di Asian Games.
“Sepanjang uji coba, kami mendapat lawan-lawan berkelas dunia. Hasilnya, kepercayaan diri kami meninggi sehingga bisa lolos ke semifi nal Asian Games. Tahun berikutnya, kami yang sudah terbiasa bermain di level tinggi, relatif lebih mudah menjadi raja ASEAN di SEA Games,” ujar Ricky.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar