Jumat, 31 Oktober 2014

Firman Utina Tak Keberatan Disingkirkan Evan Dimas

                                                                                                             Fernando Randy/Bolanews
Bolanews.com - Kehadiran bekas penggawa timnas U-19 di Piala AFC U-19 2014 disambut hangat para pemain timnas senior, salah satunya oleh Firman Utina.


Gelandang Persib itu menyatakan keberadaan sosok pemain muda seperti Evan Dimas di tubuh Tim Garuda cukup baik.

Secara khusus, Firman setuju dengan keberadaan Evan dalam 35 pemain yang didaftarkan PSSI ke AFF untuk Piala AFF 2014.

"Pemain seperti Evan itu sangat layak masuk timnas senior. Kami bisa saling tukar pengalaman tentang gaya bermain yang sebelumnya belum diketahui satu sama lain. Saya senang dengan perpaduan semacam ini," ujar Firman yang ditemui saat peluncuran kostum timnas di Senayan City, Jakarta.

Pemain kelahiran Manado 32 tahun lalu itu menambahkan ia tidak keberatan tersingkir oleh Evan.
"Tidak masalah karena kami semua mencoba yang terbaik untuk timnas. Saya juga belum bisa memastikan posisi saya di timnas. Keputusan siapa yang akan jadi pemain inti ada di tangan pelatih," ujarnya.

Firman pun tak pelit memuji Evan. Menurutnya, Evan adalah pemain bagus dan berharap yuniornya itu bisa mempertahankan gaya bermain dan makin meningkatkan performanya.

"Hanya, kita tak boleh selalu berpatokan pada Evan. Semoga ke depan lahir Evan Dimas lainnya," ucapnya.

Masa Depan Indra Sjafri Ditentukan 2 November Nanti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri secara resmi melaporkan hasil evaluasi pemain selama menjalani persiapan hingga pelaksanaan Piala Asia U-19 di Yangon, Myanmar, kepada Badan Tim Nasional (BTN).

Timnas Garuda Jaya pada kejuaraan bergengsi ini ternyata tidak bisa berbuat banyak meski persiapan cukup lama. Evan Dimas dan kawan-kawan ditargetkan lolos ke semifinal justru tidak mampu lolos dari fase grup.

"Pada pertemuan tadi dibicarakan banyak hal termasuk kekurangan timnas saat turun di Piala Asia lalu," kata Indra Sjafri usai pertemuan dengan BTN di Kuningan, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, dengan hasil kurang maksimal ini pihaknya meminta kepada masyarakat untuk tidak menghakimi pemain. Pihaknya optimistis Evan Dimas dan kawan-kawan akan berkembang pada level yang lebih tinggi.

Terkait dengan posisinya sebagai pelatih, Indra Sjafri hingga saat ini belum mendapatkan keputusan dari BTN. Masa depan mantan pemain PSP Padang ini akan ditentukan pada rapat Komite Eksekutif PSSI, 2 November nanti.

Evan Dimas Ikon Terobosan Kaderisasi Pemain

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan Bek Tim Nasional Indonesia Senior AFF 2012, Handi Ramdhan mengatakan masuknya kapten tim nasional Indonesia U-19 Evan Dimas Darmono ke dalam daftar nama skuat senior yang dikirim ke Piala AFF 2014 ini merupakan terobosan baru yang positif dalam kaderisasi pemain. 

Perekrutan Evan Dimas ke skuat Tim Nasional Indonesia Senior bisa menjadi momentum bagus dalam mempersiapkan kaderisasi pemain di cabang olahraga apapun. 

"Ini sangat baik buat regenerasi pemain timnas kedepannya. Kita jangan hanya berfikir sekarang, tapi bagaimana prestasi ke depan itu perlu disiapkan," ujar Handi Ramdhan kepada Harian Super Ball.

Keberadaan Evan Dimas dalam skuat Merah-Putih ini bisa menambah pengalaman dirinya terutama soal jam terbang. Biasanya, kata Handi pelatih memasang pemain baru lima sampai 10 menit menjelang akhir pertandingan. 

Ini sangat berharga menambah pengalaman terutama jam terbang. Dengan bertambahnya pengalaman, otomatis akan mempercepat masa keemasan penampilannya.

"Kalau sekarang dia 20 tahun, nanti diusia 24 tahun sudah masa keemasan. Mainnya bisa lebih baik dari pada pemain seusianya yang kurang jam terbangnya," ujarnya. 

Meski demikian, Handi menjelaskan puncak keberhasilan atau penampilan emas pemain tidak bisa dijamin, semuanya tergantung dari individu pemain dalam memanfaatkan peluang tersebut. 

Apalagi tantangan berat dihadapi pemain begitu masuk ke timnas senior. Salah satunya adalah budaya canggung yang sering dialami pemain 'baru' begitu bergabung di timnas senior. 

"Pengalaman saya sebagai pemain baru yang masuk timnas senior memang canggung. Menghadapi pemain senior itu seperti grogi, dan itu biasa dialami pemain," ujarnya. 

Indra Sjafri: Faktor Kompromis Jadi Penyebab Kegagalan Timnas U-19

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri menutup rapat faktor penyebab kegagalan Tim Garuda Jaya gagal di Piala Asia U-19 2014 di Myanmar. 

Pelatih asal Padang, Sumatera Barat itu berkilah kalau tidak ada parameter pasti yang bisa mengukur kegagalan timnya memenuhi target lolos Piala Dunia U-20 Tahun 2015 di Selandia Baru.  

"Tidak ada parameter yang pasti penyebab kegagalan itu termasuk (pembatalan) Cotif, Spanyol. Saya sudah memaparkan apa yang terjadi mulai kegagala, kelebihan dan kekurangan dari tim ini dan apa yang harus dilakukan ke depannya," ujar Indra Sjafri usai evaluasi timnas U-19 dengan Badan Tim Nasional (BTN) PSSI di kantor PT Liga Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan.

Saat didesak penyebab kegagalan, Indra menjabarkan banyak faktor. Diantaranya situasi yang harus dikompromikan sehingga mengganggu jadwal kegiatan periodisasi latihan yang telah disusun secara komprehensif. 

"Dari periodesasi persiapan yang dibuat ada situasi yang harus kita kompromikan, Karena bicara periodisasi itu bicara time table, tahapan dan tahapan itu yang terkadang tergangu dengan situasi yang tentu tidak bisa disampaikan," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan dari segi teknis, kemampuan (skill) pemain belum terlalu mempuni jika dibandingkan dengan pemain level asia. Hal itu, kata Indra yang membuat dirinya menekankan pada kekuatan fisik menjadi syarat utama dalam pembentukan tim nasional ke depan. 

"Jadi target timnas ini bukan hanya memboyong tropi semata, akan tetapi bagaimana membentuk indovidu yang mempunyai kemampuan mempuni untuk membangun prestasi sepakbola," ujarnya. 

Indra menjelaskan kegagalan yang dialami ini menjadi bagain dari evaluasi dirinya dan juga federasi demi masa depan tim nasional. Meski demikian, ia meminta kepada masyarakat tidak terlalu menyudutkan pemain dengan kegagalan ini. Alasannya, penilaian masyarakat ini bisa berdampak buruk bagi generasi mendatang. 

"Selama ini mereka sudah memberikan prestasi kepada bangsa, jadi jangan hanya dilihat kegagalannya. Naif, kalau kegagalan ini membuat prestasi mereka tidak dianggap," ujarnya. 

Nasib Kontrak Aji Santoso dan Indra Sjafri Belum Ditentukan

glery lazuardi/tribunnews

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Direktur High Performance Unite (HPU) Badan Tim Nasional PSSI, Demis Djamoeddin mengatakan nasib pelatih tim nasional Indonesia U-23 Aji Santoso dan Indra Sjafri sebagai nahkoda timnas Indonesia U-19 ditentukan pada rapat komite eksekutif (Komeks) PSSI. 

Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, kata Demis hanya memberikan catatan berupa rekomendasi yang diteruskan kepada sekretaris jenderal (Sekjen) PSSI, untuk dibawa ke dalam rapat komeks PSSI. "Alur kerjanya itu dari BTN diserahkan ke sekjen PSSI, nanti dibawa ke rapat eksco PSSI. Karena sebagai oranganisasi sepakbola anggota FIFA, apa yang dilakukan satu asosiasi itu diputusan oleh rapat eksco sebagai keputusan mandat tertinggi," ujar Demis Djamoeddin usai rapat evaluasi Timnas U-19 di kantor PT Liga Indonesia, Kuningan, Jakarta. Demis menjelaskan pihaknya belum bisa membocorkan hasil evaluasi terhadap pelatih timnas U-19 dan U-23 yang telah selesai menjalani tugasnya. Alasannya, keputusan rekomendasi yang diberikan kepada sekjen itu melalui rapat internal BTN. "Rekomendasi kita nantinya disertai dengan kegiatan lanjutannya. Tapi apa isinya apa itu harus dirapatkan," ujarnya. 

Saat ditanya persoalan kontrak Aji Santoso di tim nasional Indonesia U-23, Demis mengatakan kontrak Aji Santoso dengan BTN itu hanya sampai Asian Games 2014, Incheon. Tapi apakah kontrak Aji Santoso berlanjut atau tidak, Demis belum bisa menjawab. "Itu menjadi bagian evaluasi dan rekomendasi BTN. Karena seperti negara lain anggota FIFA, pelatih timnas tidak berhenti kerja di dalam satu periode tertentu. Semuanya berkesinambungan," ujarnya. 

Saat ditanya nasib skuat timnas U-19, Demis mengatakan itu sepenuhnya tergantung personal pemain. Skuat Garuda Jaya bisa menentukan nasibnya dengan memilih klub untuk mengembangkan kemampuannya. "Sekarang meraka sudah bukan lagi pemain U-19, tapi sudah menjadi pemain dewasa yang sudah bisa menentukan arah. Jadi saya ucapkan selamat datang," ujarnya. 

Tidak di Timnas U-19 Lagi, Saatnya Evan Dimas cs Berjaya di Klub

Liputan6.com, Jakarta - Tim nasional Indonesia U-19 sukses menyita perhatian jutaan pasang mata rakyat Indonesia. Kesuksesan skuat Garuda Jaya memenangkan Piala AFF 2013 di Sidoarjo membuka harapan bagi sepak bola Indonesia di masa depan.

Beberapa nama pun mendadak terkenal, sebut saja Evan Dimas, Maldini Pali, Ravi Murdianto, dan Paolo Sitanggang. Pesona Timnas U-19 itu makin bersinar saat mereka menaklukkan Korea Selatan 3-2 di kualifikasi Piala Asia.

Puncaknya, skuat asuhan Indra Sjafri ini berhasil masuk ke ajang Piala Asia U-19 di Myanmar. Bahkan mereka berkesempatan lolos ke Piala Dunia U-20 di Myanmar apabila sukses mencapai babak semifinal.

Namun nasib malang menimpa para penggawa Garuda Jaya. Evan Dimas dan kawan-kawan dipaksa angkat koper lebih dulu usai takluk di seluruh laga fase grup dari Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab.

Akibatnya, mimpi yang ditunggu-tunggu pun harus sirna. Timnas U-19 pulang tanpa gelar.

Kini banyak pertanyaan muncul mengenai kelangsungan Timnas U-19. Akankah mereka dipertahankan?

Pemain Timnas U-19 Secara Resmi Bubar


JAKARTA (Pos Kota) – Pemain Timnas Indonesia U-19 secara resmi dibubarkan setelah Badan Tim Nasional (BTN) PSSI melakukan evaluasi. “Untuk masa depan pelatih Timnas U-19, semuanya di tangan Komite Eksekutif PSSI,” kata Direktur HPU BTN Demis Djamoeddin usai rapat evaluasi di Jakarta.

Menurut rencana, soal kelanjutan tugas Indra Sjafri sebagai pelatih Timnas akan ditentukan rapat Komite Eksekutif pada 2 Nopember mendatang. “Pada pertemuan tadi dibicarakan banyak hal termasuk kekurangan timnas saat turun di Piala Asia lalu,” kata Indra Sjafri usai pertemuan dengan BTN.

Dengan hasil kurang memuaskan di putaran final Piala AFC U-19 di Myanmar, Indra meminta maaf sekaligus meminta masyarakat tidak menghakimi para pemain ‘Garuda Jaya’. Evan Dimas dan kawan-kawan gagal membawa kemenangan di fase grup, meski persiapan cukup lama. Mereka ditargetkan lolos ke semifinal, sekaligus menembus putaran final Piala Dunia U-20 di Selandia Baru. Namun apa mau dikata, prestasi sepakbola Indonesia belum mampu beranjak ke level atas Asia.

Dia optimistis Evan Dimas dan kawan-kawan akan berkembang pada level usia yang lebih tinggi. Sementara untuk Indra sendiri diakui, mendapatkan tawaran untuk melatih klub Indonesia Super League (ISL) musim depan. Namun Indra mengaku lebih ingin berkiprah untuk kepentingan memajukan sepak bola Indonesia,” tambahnya. Untuk itu dia masih akan menunggu keputusan rapat Komite Eksekutif. 

Sementara Demis Djamoeddin mengatakan, hasil evaluasi Timnas Indonesia U-19 termasuk jajaran pelatih akan segera diajukan ke Komite Eksekutif PSSI. Selanjutnya akan dibahas guna mendapatkan keputusan lebih lanjut. Evaluasi BTN juga dilakukan terhadap Timnas Indonesia U-23 Aji Santoso yang baru saja membawa timnas ke Asian Games 2014, serta Timnas futsal yang belum lama bertarung di Piala AFF di Kuala Lumpur.

Demis memastikan dengan tuntasnya evaluasi tahap akhir ini maka Timnas U-19 secara resmi telah bubar. Saat ini para pemain berada dalam status bebas. Demis berharap klub-klub di tanah air mau merekrut para pemain muda ini.

Kamis, 30 Oktober 2014

Masa Depan Indra Sjafri Masih Samar-Samar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Demis Jamaludin mengatakan Indra Sjafri dan staf kepelatihan timnas U-19 lainnya telah memaparkan laporan mereka terkait penampilan di ajang Piala AFF Vietnam pertengahan Oktober kemarin.

Bertempat di kantor BTN, Kuningan, Jakarta Selatan, Demis menegaskan belum bisa memastikan masa depan Indra karena masih harus menunggu rapat Eksekutif Komite (Exco) yang rencananya akan diselenggarakan awal November mendatang

"Laporan hari ini akan kami teruskan ke Sekretaris Jenderal PSSI untuk kemudian dibahas dalam rapat Exco," ujar Demis saat ditemui di kantor BTN, Kamis (30/10)

Demis menambahkan, ada catatan-catatan yang harus digarisbawahi terutama penampilan timnas U-19 di fase grup Piala Asia U-19. Penampilan skuat Garuda Muda mengalami antiklimaks setelah berhasil menjuarai Piala AFF dan mengalahkan Korea Selatan untuk lolos ke putaran final Piala AFF.

"Untuk saat ini kami hanya berdiskusi saja, melakukan tanya jawab seputar keadaan tim. Saya berharap orang seperti Indra tidak cepat hilang di pesepakbolaan Indonesia," kata Demis.

Jadi Incaran Klub, Indra Sjafri Tersanjung

Goal / Ahmad Reza Hikmatya


"Saya bersyukur ada minat dari beberapa klub, memang ada beberapa yang menghubungi saya. Tentu saya akan bersikap setelah apa yang diputuskan oleh federasi tentang timnas U-19," kata Indra kepada media usai menyerahkan laporan pertanggung jawaban kepada Badan Tim Nasional, Kamis (30/10).

Jika mengacu pada kontrak, Indra menyebut kontraknya habis pada 2015 bersama timnas U-19. Namun kepastian soal jabatannya menaungi Garuda Muda baru akan benar-benar jelas setelah ditetapkan pada rapat Komite Eksekutif, 2 November mendatang.

Persipura Jayapura yang ditinggalkan Jacksen Ferreira Tiago dikabarkan membidik jasa Indra sebagai suksesor dari Jacksen. Tapi, Indra mengaku tak ada komunikasi hingga saat ini dengan pihak Mutiara Hitam.

"Saya tidak bisa berandai-andai. Persipura malah saya tidak tahu ada ketertarikan, hanya isu. Tapi ada klub lain yang memang sudah komunikasi," jelas Indra sebelum menegaskan. "Tapi, tolong dicatat, saya lebih mementingkan kepentingan orang banyak atau sepakbola Indonesia maju. Kalau untuk pribadi mungkin saya pilih yang lebih nyaman."

Di sisi lain, Demis Djamaloedin selaku direktur High Performance Unit berharap Indra tetap memiliki posisi di tim nasional. "Soal bagaimana Indra baru akan diputuskan dari rapat Exco nanti. Tapi yang pasti, saya berharap orang seperti Indra ini tetap ada," tuturnya.

Jebolan Timnas Indonesia U-19 Bebas Pilih Klub

antara foto

Goal.com - Sebagian besar pemain dari timnas Indonesia U-19 sudah memasuki usia 20 dan akan segera menjalani karier mereka masing-masing bersama klub. Sejumlah pemain pun sudah menyatakan secara lisan telah dikontrak oleh klub kontestan Indonesia Super League.

Persebaya Surabaya jadi klub yang paling banyak meminang awak Garuda Muda, tujuh pemain termasuk kapten Evan Dimas resmi bakal berseragam Bajul Ijo musim depan bersama Ilham Udin, Putu Gede, Fatchu Rohman, Hargianto dan Zulfiandi.

PSSI dan Badan Tim Nasional ditegaskan oleh direktur High Performance Unit, Demis Djamaloedin, tak ikut campur tangan soal pilihan klub para pemain. Mereka membebaskan pemain atau pun klub untuk menyodorkan kontrak kepada para anak didik Indra Sjafri.

"Klub bukan milik federasi. Kami hanya berharap klub membina pemain muda yang kita miliki, mereka ini aset nasional. Jika klub menyanggupi dan mentaati untuk menjaga aset nasional, maka silakan," kata Demis di kantor PT Liga Indonesia, Kamis (30/10).

35 pemain yang sudah ditemukan pelatih Indra Sjafri diharapkan mampu berkembang dengan baik bersama klub mereka masing-masing. Karena sudah saatnya Evan Dimas cs menjalani kehidupan pesepakbola profesional secara mandiri.

"Pembinaan itu sampai usia 19, selanjutnya mereka menjadi pesepakbola dewasa dan menentukan jalannya sendiri. Jadi, saya hanya bisa bilang 'Selamat datang di dunia sepakbola yang sebenarnya,'" tandas Demis.

Ini Kelemahan Utama Timnas U-19 di Piala Asia


 ANTARA FOTO/Andika Wahyu


VIVAbola - Pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, membeberkan kelemahan utama timnya saat berlaga di Piala Asia 2014, Myanmar. Menurutnya, inilah yang membuat Timnas U-19 gagal lolos fase grup.

Pada Kamis 30 Oktober 2014 siang tadi, Indra beserta para asistennya mendatangi kantor PT Liga Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta, untuk menghadiri rapat evaluasi performa Timnas U-19 di Piala Asia. Rapat tersebut berlangsung sejak pukul 11.00 hingga 14.30 WIB.

"Yang dibicarakan tadi mengenai kekurangan Timnas U-19 selama di Myanmar," jelas Indra.

Publik menilai kegagalan Timnas U-19 di Piala Asia lebih diakibatkan pemusatan latihan (TC) yang terlalu panjang. Melalui media sosial, masyarakat sering menghujat kebijakan PSSI dan BTN yang menyediakan banyak uji coba lewat rangkaian Tur Nusantara.

"Saya mohon, masyarakat jangan menghakimi para pemain akibat kegagalan di Piala Asia. Inti dari pembinaan usia dini adalah menyiapkan bibit-bibit unggul untuk tim senior," ujar Indra menanggapi situasi tersebut.

Pria asal Minang ini justru mengakui kelemahan Timnas U-19 berasal dari pribadi para pemain. Kualitas skil individu Evan Dimas dan kawan-kawan dianggap masih jauh di bawah standar.

"Untuk bersaing di level Asia belum bisa. Saya sudah sadari hal itu sejak awal," ucap Indra. (one)


Penilaian Negatif Jadi Penghambat Tim Raih Prestasi


TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri mengatakan penilaian negatif terhadap upaya yang dilakukan pengurus tim nasional Indonesia menjadi salah satu kendala dalam mengukir prestasi. 

Hal ini dilontarkan pelatih tim nasional Indonesia asal Padang, Sumatera Barat menanggapi rumor negatif terkait penyebaran skuat Garuda Jaya, julukan tim nasional indonesia U-19 ke klub usai melakoni Piala Asia U-19 2014. 

"Pemikiran negatif ini yang membuat kita susah majunya. Setiap langkah dicurigai. Seharusnya ini dibuang jauh-jauh," ujar Indra Sjafri kepada Harian Super Ball.

Penyebaran skuat Garuda Jaya yang disalurkan memperkuat klub pada kompetisi musim 2015 ini mengundang reaksi negatif. Rumor beredar, kalau  penyebaran anak asuh pelatih Indra Sjafri ke klub ini bisa merusak mental bermain karena terpengaruh lingkungan. 

Seperti diketahui, mental pemain cenderung berorientasi materi dan kurang profesional. Motivasi bertanding pemain diukur dengan seberapa besar bonus yang ditawarkan dari klub di setiap laga. Meski masih banyak pemain yang bermental profesional dalam menjalani karirnya di sepakbola. "Kita bisa mengawal prestasi mereka dengan komunikasi antarpelatih," ujarnya. 

Hal itu yang membuat Indra menawarkan konsep penyebaran anak asuhnya itu tidak ke banyak klub. Akan tetapi anak asuhnya itu disebar berkelompok dan disalurkan kepada klub yang memiliki komitmen mengawal prestasi. 

"Kalau di Jerman, yang kompetisinya sudah maju timnasnya itu disebar hanya ke dua klub, bayern munich dan Borussia Dortmund saja. Ini untuk memudahkan koordinasi antarpelatih," ujarnya. 

Indra Sjafri: Perhatian Negara Tentukan Prestasi Tim Nasional

bolanews.com

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri mengatakan dukungan pemerintah dalam hal ini perhatian negara terhadap tim nasional sangat menentukan dalam meraih prestasi. Negara sangat menentukan dalam meraih prestasi.

Perhatian negara terhadap cabang olahraga ini, terutama dalam hal pembiayaan operasional bisa meringankan tugas pengurus sehinga bisa fokus dalam menjalani program pembinaan dan peningkatan prestasi. "Kalau pemerintah memberi dana, tidak perlu (program) dikendalikan dengan sponsor," ujar Indra Sjafri kepada Harian Super Ball.

Indra Sjafri mencontohkan salah satu negara tetangga berani menargetkan tim sepakbola menjadi juara dunia Tahun 2050. Guna mengejar target itu, mulai dari perdana menteri sampai masyarakat bersatu padu untuk mengejar target itu. 

"Ini harus dijadikan contoh. Negara dan masyarakat bersatu untuk meraih prestasi di cabang olahraga apapun," ujarnya. 

Selasa, 28 Oktober 2014

Riedl: Evan Dimas Pemain Hebat dan Komplet


 Peksi Cahyo/Bolanews

Bolanews.com - Pelatih timnas senior Indonesia, Alfred Riedl, menyanjung performa Evan Dimas. Bahkan ia menyebut kapten timnas U-19 itu sebagai pemain komplet.


Sejak 17 Oktober lalu Evan bergabung dalam pelatnas timnas senior proyeksi Piala AFF. Selama berlatih dengan pemain-pemain senior, ia sukses mencuri perhatian Riedl.

"Evan Dimas adalah pemain bertalenta dan komplet," ujar sang pelatih usai latihan di Lapangan Sekolah Pelita Harapan, Selasa (28/10).

"Dia mampu bersaing dengan seniornya," imbuh Riedl.

Evan masuk dalam 35 pemain timnas yang didaftarkan ke AFF. Ia menjadi satu-satunya penggawa timnas U-19 yang ada di dalam daftar tersebut.

Andalan Garuda Jaya jadi rebutan klub

SURABAYA - Punggawa Timnas U-19, Paulo Oktavianus Sitanggang, menjadi objek tarik menarik antara dua tim PSSI selepas membela Garuda Jaya di pentas Piala Asia beberapa waktu lalu.
    
Kendati gagal total di Piala Asia U-19, para pemainnya sendiri tetap laris manis diburu banyak klub di tanah air. Klub Divisi I Liga Indonesia, Persid Jember, mengklaim telah mengontrak gelandang Paulo Sitanggang selama lima tahun ke depan.
   
“Saya minta agar klub-klub lain tidak ada yang mengklaim. Jangan ulang lagi!” kata Manajer Jember United, Sirajuddin, baru-baru ini.
   
“Kalau ada yang mengaku, biar saja. Kami sudah punya pengacara. Kalau Paulo dimainkan di luar Jember United dan tim nasional, kami akan tuntut secara hukum,” ia menegaskan.
   
Jember United menawarkan jalan tengah dengan memasang bandrol Rp750 juta untuk transfer pemain berusia 19 tahun itu. Dikatakan, uang itu nantinya 50 persen untuk Paulo, 30 persen untuk klub, dan 20 persen untuk pelatih yang selama ini membinanya
   
Di lain pihak, CEO Barito Putra, Hasnuryadi Sulaiman, juga mengklaim telah mengontrak Paulo untuk tiga tahun. Hasnuryadi menambahkan akan komunikasi dulu dengan sang pemain.
   
“Yang jelas, kami akan cari solusi yang tidak merugikan pihak manapun,” ia mengakhiri. (Waspada.co.id)

Senin, 27 Oktober 2014

BTN Evaluasi 3 Timnas dalam 3 Hari

Bolanews.com - Pada September-Oktober, timnas dalam beberapa level menjalani berbagai event dan turnamen. Namun, hasil yang diukir belum seperti yang diharapkan.


Di Asian Games 2014, walau melangkah ke babak 16 besar, langkah timnas U-23 yang menyelipkan sejumlah pemain senior, dilibas Thailand 0-6 di penyisihan grup dan terhenti di babak 16 setelah ditaklukkan Korut 1-4.

Kemudian timnas U-19 yang digadang-gadang bisa meraih tiket ke PD U-20 2015 justru tersingkir dini di Piala AFC U-19, 9-23 Oktober di Myanmar tanpa meraih satu kemenangan pun.

Badan Tim Nasional (BTN) pun berencana mengundang pelatih untuk melakukan evaluasi. Evaluasi itu dilakukan secara beruntun untuk timnas U-23, timnas futsal, serta timnas U-19.

Timnas futsal berlaga di AFF Futsal 2014 dan kalah di perebutan peringkat ketiga dari Vietnam walau sempat mengalahkan tim kuat, Australia, di fase penyisihan grup.

Beberapa waktu lalu Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, mengaku sudah menyusun laporan sehingga sudah siap bila sewaktu-waktu menerima panggilan evaluasi dari PSSI-BTN.

Jadwal evaluasi timnas oleh BTN:
Selasa (28/10): Timnas U-23
Rabu (29/10): Timnas futsal
Kamis (30/10): Timnas U-19

Perburuan Klub pada Timnas U-19 Bukan Untuk Pemain Cadangan

Super Ball/Feri Setiawan

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri menginginkan penyebaran anakasuhnya itu prioritas bergabung pada klub profesional yang memiliki komitmen mengembangkan kemampuan mereka di lapangan. Klub yang berminat menggunakan kemampuan bermain anakasuhnya itu jangan hanya sebagai pemain cadangan klub.

Penyaluran skuat Garuda Jaya ini, kata Indra idealnya tidak diberikan kepada banyak tim yang berdampak sulit memantau perkembangan dan koordinasi.
"Idealnya sih penyebarannya berkelompok di dua klub atau tiga. Sehingga berkomunikasi dengan pelatih tidak terlalu banyak dalam memantau perkembangan mereka," ujar Indra Sjafri kepada Harian Super Ball, Sabtu (25/10/2014).

Indra Sjafri mencontohkan di negara yang kompetisinya matang penyebaran tim nasional hanya di dua klub. Ia menyebutkan tim nasional Jerman hanya tersebar di dua klub, yakni Bayern Munchen dan Borussia Dortmund. Hal ini mempermudah dalam mengontrol prestasi pemain.
"Kalau di kita seharusnya federasi (PSSI) yang punya konsep pembentukan timnas ke arah mana," ujarnya.

Skuat Garuda Jaya menjadi incaran beberapa klub setelah melakoni laga Piala Asia U-19 2014 Myanmar. Diantaranya dua dari mereka, yakni Paolo Oktavianus Sitanggang dan Hansamu Yama telah dikontrak oleh klub Barito Putra dengan durasi tiga musim.

PSSI Tunjuk Jawa Timur Sebagai Tuan Rumah Piala AFF U-19

© Eggi Paksha

Bola.net - Indonesia dipastikan kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala AFF U-19 tahun 2015. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Joko Driyono, mengatakan jika mempercayakan Jawa Timur menjadi tempat penyelenggaraannya.

Sebelumnya, turnamen tersebut digelar di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo dan Stadion Petrokimia, Gresik. Garuda Jaya- julukan Timnas Indonesia U-19, tampil sebagai juara.

"Sejauh ini, bisa kami konfirmasi bahwa Piala AFF U-19 akan bermain di Jawa Timur. Bisa saja seperti kemarin, yaitu di Sidoarjo dan Gresik," ungkap Joko Driyono.

Selain itu, dilanjutkan Joko Driyono, Indonesia juga akan menggelar AFF Futsal Championship dan Piala AFF U-16.

"Piala AFF U-16 akan digelar di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bisa di Solo, Semarang, Sleman, atau Bantul. Kalau futsal, memang Jakarta masuk nominasi. Selain itu ada Bandung. Sedangkan Jakarta, belum tentu," tutupnya. (esa/dzi)

PSSI Daftar 35 Pemain ke AFF Cup, Termasuk Evan Dimas

JAKARTA - PSSI melalui Badan Tim Nasional (BTN) merilis 35 nama pemain yang didaftar ke Asean Football Federation (AFF) sebagai persiapan menghadapi AFF Cup 2014 di Vietnam dan Singapura.
Dari 35 nama tersebut, terdapat gelandang Timnas Indonesia U-19 Evan Dimas Dharmono. Sebenarnya pelatih Timnas Alfred Riedl memanggil enam pemain Garuda Jaya (sebutan Timnas U-19).
Mereka adalah Evan Dimas, Maldini Pali, Paulo Oktovianus Sitanggang, Hansamu Yama, Ilham Udin dan Muchlis Hadi Ning. Namun hanya Evan Dimas yang didaftar ke AFF. (abu/jpnn)
35 Pemain yang Didaftar ke AFF Cup
Kiper

Kurnia Meiga Hermansyah (Arema Indonesia)
I Made Wirawan (Persib Bandung)
Dian Agus Prasetyo (Mitra Kukar)
Andritany Ardhiyasa (Persija Jakarta)
Teguh Amiruddin (Perseru Serui)
Belakang
Zulkifli Syukur (Mitra Kukar)
Supardi Nasir Bujang (Persib Bandung)
Hamka Hamsah (PKNS)
Muhamad Roby  (Putra Samarinda)
Achmad Jufriyanto (Persib Bandung)
Victor Chukwuekezie Igbonefo (Arema Indonesia)
Tony Sucipto (Persib Bandung)
Rizki Rizaldi Pora (Barito Putera)
Fachruddin Wahyudi Aryanto (Persepam MU)
Ruben Karel Sanadi (Persipura Jayapura)
Gelandang
Manahati Lestusen (Persebaya Surabaya)
Ahmad Bustomi (Arema Indonesia)
Hariono (Persib Bandung)
Imanuel Wanggai (Persipura Jayapura)
Raphael Guillermo E Maitimo (Mitra Kukar)
Muhamad Ridwan (Persib Bandung)
Rizki Ramdani Lestaluhu (Persija Jakarta)
Bayu Gatra Sanggiawan (Putera Samarinda)
Boas Theofilus Salossa  (Persipura Jayapura)
Firman Utina (Persib Bandung)
Irfan Haarys Bachdim (Ventforet)
Evan Dimas Darmono (Timnas U-19)
Zulham Malik Zamrun (Mitra Kukar)
Ferdinan Alfred (Persib Bandung)
Hendro Siswanto (Arema Indonesia)
Dedi Hartono (Barito Putra)
Striker
Samsul Arif Munip (Arema Indonesia)
Greg Nwokolo (Persebaya Surabaya)
Serginho Van Dijk (Suphanburi)
Alfaro Gonzales Christian (Arema Indonesia)

Alfred Riedl Tegur Kiper Timnas U-19

ANTARA FOTO/Andika Wahyu

VIVAbola - Pelatih timnas Indonesia senior, Alfred Riedl, dikenal sebagai pelatih dengan kedisiplinan tinggi. Bukan hanya saat menangani pasukannya di atas lapangan, dalam kehidupan sehari-hari, Riedl juga tidak sungkan menegur para pemainnya.

Kiper Timnas U-19, Ravi Murdianto, menjadi salah satu "korbannya".  Ravi ditegur usai latihan di Lapangan Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, Senin, 27 Oktober 2014.

Insiden ini bermula saat Riedl melihat Ravi membersihkan sepatu bolanya di tribun penonton. Melihat hal itu, Riedl yang tengah diwawancarai sejumlah media, datang menghampiri Ravi.

"Hei, jangan bersihkan sepatu di tribun," kata Riedl, pagi tadi.

"Kita cuma tamu. Jaga kebersihan," sambung mantan pelatih timnas Vietnam itu.
Selain Ravi, gelandang Timnas U-19, Paulo Sitanggang, juga sempat kena semprot Riedl. Pelatih asal Austria itu berteriak meminta Paulo mengikuti instruksinya.

"Masuk! Isi ruang yang kosong. Terus bergerak, Paulo!" teriak Riedl saat sesi finishing touch.
Latihan Timnas senior dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, persiapan menghadapi Piala AFF 2014 ini hanya diikuti 15 pemain.

Bek Hamka Hamzah juga tampak berlatih terpisah. Lututnya sempat dibalut dengan kinesiology tape, dan sepanjang latihan tadi, bek klub Malaysia, PKNS FC, ini hanya berlari-lari kecil di sekitar lapangan.

Timnas senior masih menggelar sesi latihan di Lapangan SPH hingga 30 Oktober 2014 nanti. Sebelum tampil di Piala AFF 2014, Indonesia akan menghadapi dua laga uji coba melawan Timor Leste dan Suriah pada pertengahan November mendatang. (one)

Pesepak Bola Muda Ini Ingin "Kalahkan" Evan Dimas



 Kompas.com / Ary Wibowo
JAKARTA, KOMPAS.com - Meydi Rifki Aji Saputra (17), pemenang program Nike Most Wanted 2014 yang diprakasai Nike Indonesia, berharap bisa meraih kesuksesan dalam proses seleksi tahap global Nike Most Wanted di London, Inggris.

Meydi terpilih sebagai pemenang setelah mendapat nilai tertinggi saat proses final seleksi yang berlangsung di Stadion Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta, Minggu (26/10/2014). Final seleksi itu diikuti 15 pemain yang berhasil lolos dari proses seleksi di lima kota Indonesia sejak awal November lalu.

Nike Most Wanted, sebelumnya bernama Nike The Chance. Sejak 2010, program ini memberi kesempatan pelatihan khusus kepada pemain-pemain muda berbakat di berbagai belahan dunia. 

Salah satu pesepak bola muda Indonesia yang merupakan jebolan ajang pencarian bakat ini adalah kapten tim nasional Indonesia U-19, Evan Dimas Darmono. Namun, langkah Evan Dimas tidak berlangsung mulus karena tidak lolos dalam seleksi tahap pertama final global di Barcelona pada 2012.

Meydi mengaku bahwa dirinya memang mengagumi sosok Evan Dimas saat bermain bersama skuad Garuda Jaya. Gelandang bertahan asal SSB Pamong Praja Garut itu pun berharap bisa tampil lebih baik lagi di seleksi tahap final global.

"Aku kagum dengan Evan Dimas. Tetapi, aku punya tekad untuk bisa melebihi Evan Dimas (dalam seleksi final global di London) agar bisa membawa nama Indonesia lebih baik dan membuat bangga keluarga," ungkap Meydi.

Mantan pelatih timnas Indonesia, Danurwindo, yang memimpin proses seleksi di Jakarta, menilai Meydi memiliki kemampuan di atas rata-rata dari 14 pemain lainnya. Namun, menurutnya, Meydi harus tetap fokus saat mempersiapkan seleksi tahap global di London.

"Dia (Meydi) cerdas dalam mengambil keputusan di lapangan, lalu kerjasama dan skil yang dia miliki juga bagus. Selain itu, dia juga bisa bermain di dua posisi sebagai bek tengah dan gelandang," kata Danurwindo.

"Semoga dia bisa tetap fokus dalam camp khusus selama sebulan sebelum ke London. Karena beberapa hal seperti salah satunya bahasa bakal menjadi rintangan bagi para pemain muda Indonesia yang bersaing di sana," tambahnya.

Meydi akan mengikuti Nike Most Wanted 2014 tahap global di Nike Academy, FA Centre of Excellence di St. George's Park, London, Inggris pada 25 November mendatang. Di sana dia bersaing dengan ratusan calon pemain dari puluhan negara untuk mendapatkan beasiswa Nike Academy.

Minggu, 26 Oktober 2014

Jebolan Timnas Indonesia U-19 Mungkin Belum Siap Jadi Skuat Inti Timnas Senior

 Antara Foto
Goal.com - Pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl, telah memanggil beberapa nama jebolan timnas Indonesia U-19 untuk mengikuti pemusatan latihan di Karawaci, Tangerang, yang berlangsung sejak 23 hingga 30 Oktober.

Terdapat Ilham Udin Armaiyn, Hansamu Yama, Paulo Sitanggang, Maldini Pali, Ravi Murdianto, Muchlis Hadi dan Evan Dimas yang berkesempatan berlatih bersama skuat Garuda yang tengah bersiap untuk gelaran Piala AFF 2014.

Untuk Evan, mantan kapten tim Garuda Jaya itu dipastikan masuk daftar 30 pemain yang akan didaftarkan ke pihak AFF untuk sementara. Meski status Evan belum pasti masuk ke skuat final yang terdiri dari 23 pemain.

Menengok hal itu, pengamat sekaligus pelatih sepakbola Danurwindo berpendapat, Evan butuh waktu dan adaptasi yang cukup jika ingin menembus skuat utama tim Merah-Putih. Dan keikutsertaan para penggawa Indonesia U-19 di pelatnas kali ini adalah hal yang baik untuk memperdalam pengalaman mereka.

"Hal itu tentu bagus dijadikan sebagai pengalaman. Pemain yang biasa di level junior ini sebenarnya perlu beradaptasi, dan mereka saya pikir belum bisa untuk masuk starting XI di tim senior. Tapi melalui latihan seperti ini, mereka bisa berkembang dan percaya diri mereka bisa lebih besar untuk siap di kemudian hari," ungkap eks pelatih Persija Jakarta itu, Minggu (25/10).

Namun Danur menambahkan, mungkin saja Evan mendapatkan tempat reguler di lini tengah tim besutan Alfred Riedl jika ia menunjukkan kemampuan yang benar-benar luar biasa di sesi latihan.

"Tapi kalau mereka luar biasa, benar-benar extraordinary, mungkin saja mereka bisa tampil di starting XI. Seperti Raheem Sterling di timnas Inggris. Tapi jangan dipaksakan, biarkan mereka berkembang secara natural," tutup mantan pemain Indonesia Muda itu.

Hansamu Yama: Alfred Riedhl dan Indra Sjafri Beda Gaya


 shaynasshin.blogspot.com


TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pemain belakang Tim Nasional Indonesia U-19, Hansamu Yama merupakan  satu dari enam pemain Garuda Jaya yang mengikuti latihan dalam pemusatan latihan akhir tahap dua mulai 23-30 Oktober 2014. Latihan yang digelar di Lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH) Karawaci, Kota Tangerang itu diikuti oleh 13 pemain.

"Saya senang bisa bergabung dengan timnas senior," ujar Hansamu Yama kepada Harian Super Ball usai latihan perdana belum lama ini.

Hansamu Yama mengatakan metode latihan yang diterapkan oleh Pelatih Alfred Riedhl sangat berbeda dengan yang dialami saat bersama Indra Sjafri. Meski berbeda, dirinya tidak merasa kesulitan dalam menerima metode yang diberikan oleh pelatih asal Austria itu. "Memang beda caranya melatih (gaya). Mungkin karena Riedhl kan pelatih senior," ujarnya.

Saat ditanya apakah dirinya terkendala bahasa saat menjalani latihan bersama Alfred, Hansamu mengakui bahwa ia tidak mengalami kendala. Bahkan semua instruksi yang diberikan Riedl jelas dan bisa dimengerti. "Tidak sama sekali terkendala bahasa. Lagi pula ada penterjemahnya asisten pelatih Wolfgang," ujarnya.


Pada latihan pertama, enam dari 13 pemain, mantan timnas U-19 relatif bisa menjalani latihan sesuai instruksi pelatih. Hanya beberapa kali sempat terlihat pemain Garuda Jaya mengulang teknik yang diberikan Riedhl, lantaran mempraktekannya kurang tepat.

Seperti umpan pendek yang dilakukan empat pemain yang menyebar membelakangi bambu yang ditancapkan membentuk wajik posisi berdiri. Mereka kurang tepat karena memberikan umpan bola di belakang bambu. "Harusnya umpan di depan bambunya kemudian berlari tukar posisi," ujar asisten pelatih Wolfgang Pikal menjelaskan. 

Rudy Keltjes: Kekompakan Timnas U-19 Harus Dijaga

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih PSM Makassar yang saat ini menjabat sebagai Penasehat Teknis Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Rudy Keltjes mengatakan, kekompakan Timnas U-19  harus dijaga seperti dimasukan ke karantina atau dimasukan ke dalam klub.

Namun penyebarannya jangan hanya satu atau dua orang di setiap klub. "Sebaiknya dalam satu klub diisi lebih dari lima pemain Timnas U-19. Seperti pemain Timnas Jerman yang dimasukan ke Bayern Munchen bisa sampai 9 pemain," ucap Rudy kepada Harian Super Ball, Sabtu (25/10/2014).

Dengan demikian, pemain-pemain timnas terjaga komunikasi dan kekompakannya. Sehingga saat dibutuhkan oleh PSSI, tinggal mengasah strategi dan taktik saja. Kekompakan tetap terjaga.

"Sehingga kita tidak kebingungan saat akan menyiapkan timnas seperti yang dilakukan sebelumnya. Akibatnya seringkali, materi pemain timnas dibentuk dengan seadanya," terang Rudy.

Rudy pun menyambut baik dan mendukung rencana Persebaya Surabaya yang kabarnya akan merekrut sekitar 10 pemain Timnas U-19.

"Dengan masuk ke dalam klub, anak-anak akan terus meningkat baik dari sisi performa dan skill. Mereka juga akan terjaga kedisiplinannya sebagai pemain profesional," tambahnya.

Pemain Timnas U-19 juga bisa dimasukan ke Timnas Senior pada minimal empat tahun mendatang. "Yang perlu dijaga adalah masalah kedisiplinan, mental, dan kefokusan di lapangan. Hal itu menjadi masalah yang mengakibatkan Timnas U-19 kegagalan di Piala Asia kemarin," tutur Rudy.

Peran serta dari pemain, jelas Rudy, memang diperlukan. Seluruh pemain Timnas U-19 harus ditanamkan, kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.

"Kalau bukan kita yang mengangkat nama bangsa siapa lagi. Kita tentu akan sangat bangga jika bisa bertepuk tangan atas keberhasilan Timnas. Jangan justru membanggakan timnas dari negara lain. Siapa yang tidak mendukung jika Timnas bisa main di Piala Dunia atau Piala Asia. Maka, mari kita evaluasi dan perbaiki performa Timnas muda kita," papar Rudy.

Rudy Keltjes: Timnas U-19 Jangan Dibubarkan

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih PSM Makassar yang saat ini menjabat sebagai Penasehat Teknis Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Rudy Keltjes mengatakan, Timnas U-19 jangan dibubarkan.

Meski gagal di Piala Asia 2014, Evan Dimas dan kawan-kawan masih bisa diharapkan di pertandingan atau turnamen internasional lainnya.

"Timnas U-19 jangan dibubarkan, tetapi terus disiapkan untuk pertandingan atau kompetisi internasional lainnya, seperti Sea Games atau yang lainnya," kata Rudy kepada Harian Super Ball, Sabtu (25/10/2014).

Menurut Rudy kegagalan di Piala Asia kemarin bukan akhir dari segalanya. Garuda Muda masih menjadi harapan bangsa Indonesia untuk mengukir prestasi seperti saat menjuarai Piala AFF 2013.

"Jangan tangisi kegagalan kemarin, tetapi mari kita bangun kembali talenta muda ini untuk turnamen berikutnya. Anak-anak muda ini menjadi harapan kita, karena mereka berpotensi luar biasa di masa depan. Itu ditunjukan bisa menjadi juara Piala AFF 2013," ujar Rudy.
 

Jaya Hartono: Ada yang Salah Pada Persiapan Timnas U-19

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih Persiba Balikpapan, Jaya Hartono mengatakan kegagalan Timnas U-19 Indonesia pada Piala Asia 2014, karena ada yang salah selama persiapan.

"Anak-anak sudah jenuh karena terlalu banyak menjalankan pertandingan uji coba. Saya hitung selama persiapan kemarin dari tur Nusantara, tur ke Spanyol, dan ke Brunei Darussalam, anak-anak menjalankan 41 kali pertandingan," kata Jaya kepada Harian Super Ball, Sabtu (25/10/2014).

Menurut Jaya, itu sangat banyak untuk sebuah tim yang akan dipersiapkan menjalani laga internasional. "Setelah tur Nusantara, seharusnya dipilih salah satu saja, uji coba ke Spanyol atau Brunei. Jangan diambil dua-duanya. Itu membuat anak-anak jenuh yang berpengaruh pada mental pemain," tutur Jaya.

Fisik pemain juga terkuras. Sehingga penampilan U-19 jauh dari yang diharapkan. Mereka gagal total di tiga laga babak penyisihan Piala Asia.

"Ini menjadi pengalaman bagus buat kita. Memprogramkan rangkaian uji coba bagus, tetapi harus diikuti dengan recovery. Sehingga pemain bisa tampil dengan fokus dan fisik yang optimal," jelas Jaya.

Pemain Timnas U-19 Sebaiknya Dimasukan ke Klub

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih Persiba Balikpapan, Jaya Hartono mengatakan, pemain-pemain Tim Nasional Indonesia U-19 sebaiknya tetap dijaga kekompakannya dengan dimasukan di klub-klub di Indonesia. Namun untuk menjaga komunikasi dan kekompakan di lapangan harus diatur pembagian jumlah pemain di setiap klub.

"Sebaiknya diatur, satu klub merekrut minimal lima pemain Timnas U-19. Syukur-syukur bisa sampai 10 orang di setiap klub. Sehingga mereka tetap bisa berkiprah di sepak bola profesional tanpa kesulitan berkomunikasi. Jika suatu saat mereka dikumpulkan kembali untuk membawa nama bangsa, PSSI tidak perlu kebingungan. Mereka tinggal dikumpulkan dan persiapannya pun lebih mudah, karena selama di klub itu sama saja digembleng," kata Jaya kepada Harian Super Ball.

Hal itu dikatakan Jaya, agar persiapan Timnas U-19 yang begitu panjang tidak sia-sia. "Mereka sudah lebih dari satu tahun bersama berlatih, melakukan uji coba dan bertanding. Jika diputus sampai di sini saja, sangat disayangkan, karena mereka adalah bibit-bibit yang bisa diharapkan bagi sepak bola kita di masa mendatang," tutur Jaya.

Oleh karena itu, Jaya berharap PSSI benar-benar mengelola karantina bagi anak-anak U-19 itu. "Espektasi masyarakat kita terhadap U-19 begitu tinggi. Jika dikelola dengan baik, mereka pasti bisa memberikan prestasi seperti saat menjadi juara Piala AFF 2013," tutur Jaya.

Jaya Hartono: Timnas U-19 Masih Bisa Diharapkan






TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kegagalan Tim Nasional Indonesia U-19 pada Piala Asia 2014 tidak membuat prestasi Garuda Muda berakhir. Anak-anak asuh Indra Sjafri itu bisa diandalkan untuk laga di Sea Games 2015 di Singapura.

Demikian dikatakan mantan pelatih Persiba Balikpapan, Jaya Hartono kepada Harian Super Ball. "Pemain U-19 masih mengukir prestasi di Sea Games tahun depan atau Sea Games berikutnya. Mereka memiliki potensi. Sebaiknya potensi benar-benar dimanfaatkan oleh PSSI untuk mengharumkan nama bangsa," kata Jaya.

Menurut pria yang suka minum cokelat itu, untuk kembali kesuksesan seperti menjadi juara Piala AFF 2013, Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan harus menjaga kekompakan dan komunikasi.

"Jadi menurut saya, sebaiknya mereka tetap disatukan seperti kembali dimasukan ke dalam karantina. Kebersamaan dan kekompakan mereka memang perlu dijaga," ujar Jaya.

Sebagai pemain profesional, seluruh skuad Merah Putih itu harus dipenuhi seluruh kebutuhannya, seperti gaji, uang transportasi, makan, minum, tempat menginap, dan lokasi karantina.

"Itu memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Nah, PSSI mau atau tidak untuk menjalani program karantina yang tentunya membutuhkan biaya tidak sedikit," ucap Jaya.

Jaya menerangkan, jika PSSI tidak sanggup membiayai karantina itu, ada baiknya anak-anak Timnas U-19 dimasukan di klub-klub di Indonesia.


Sabtu, 25 Oktober 2014

Evan Dimas Tak Pasti Dibawa ke Piala AFF 2014: Harus Singkirkan Para Senior

Kompas.com/Ferril Dennys

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asisten pelatih Timnas Indonesia, Wolfgang Pikal, menyatakan bahwa bintang Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas, belum tentu diboyong ke AFF Suzuki Cup 2014. Gelandang berusia 19 tahun itu, kata dia, harus tetap bersaing dengan para seniornya.

Evan Dimas termasuk ke dalam tujuh pemain timnas U-19 yang tengah mengikuti pelatnas timnas senior tahap pertama. Selain Evan Dimas, pemain timnas U-19 lainnya adalah Maldini Pali, Ilham Udin Armaiyn, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, Paulo Oktavianus Sitanggang, Ravi Murdianto, dan Hansamu Yama Pranata.

Pada Kamis (23/10/2014), pelatih Alfred Riedl mengungkapkan, hanya Evan Dimas yang berpeluang tampil di AFF. Nama pemain Persebaya Surabaya itu pun dikabarkan sudah diikutsertakan ke dalam 35 pemain skuad sementara timnas senior yang didaftarkan ke AFF.

"Evan Dimas masuk ke dalam list 35 pemain yang didaftarkan ke AFF. Tetapi, belum tentu dia akan masuk ke 23 nama skuad yang akan kita bawa ke Piala AFF 2014. Dia masih harus bersaing dengan pemain-pemain senior lainnya," ungkap Pikal kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (24/10/2014).

Terkait nasib keenam pemain U-19 lainnya, Pikal mengatakan, tim pelatih timnas senior memberikan kesempatan untuk menambah pengalaman berlatih mereka. Selain itu, alasan dipanggilnya beberapa pemain itu untuk memfasilitasi pemain senior yang belum bergabung karena masih tampil di babak 8 besar ISL 2014.

"Untuk semua pemain U-19 yang ikut berlatih bersama kami sekarang karena mereka ingin membantu timnas. Bagi kami itu juga membantu agar bisa menjalankan latihan berkualitas," jelasnya.

Kelebihan Evan Dimas Menurut Wolfgang Pikal: Teknik Oke Plus Berani



 Super Ball/Feri Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Bintang Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas Darmono, berpeluang tampil bersama timnas senior di Piala AFF 2014.

Asisten pelatih timnas Indonesia, Wolfgang Pikal pun menilai pemain berusia 19 tahun tersebut adalah salah satu talenta masa depan sepak bola Indonesia.

Evan Dimas sudah berlatih bersama skuad senior sejak pelatnas tahap pertama. Penampilan gemilangnya bersama skuad Garuda Jaya di sejumlah laga internasional kelompok umur membuat tim pelatih timnas kagum.

Pelatih kepala timnas, Alfred Riedl pun sudah mengonfirmasi bahwa Evan Dimas telah dimasukkan ke dalam 35 nama pemain skuad sementara yang didaftarkan ke AFF. Namun, Evan Dimas harus tetap bersaing agar bisa masuk ke 23 pemain skuad final yang bakal diboyong ke Vietnam.

"Semua pemain di timnas U-19 mempunyai bakat. Tetapi, khusus untuk Evan Dimas, dia memiliki kelebihan. Dia punya mobilitas yang bagus dan tekniknya juga oke. Dia juga merupakan pemain yang berani," ungkap Pikal di Jakarta, Jumat (24/10/2014).

Selain Evan Dimas, enam pemain timnas U-19 yakni Maldini Pali, Ilham Udin Armaiyn, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, Paulo Oktavianus Sitanggang, Ravi Murdianto, dan Hansamu Yama Pranata juga ikut serta dalam pelatnas. Namun, keenam pemain tersebut tidak akan diboyong ke Vietnam.

Menurut Pikal, alasan dipanggilnya keenam pemain timnas U-19 itu untuk memfasilitasi pemain senior yang belum bergabung karena masih tampil di babak 8 besar ISL 2014. Ia mengaku tim pelatih baru akan memutuskan 23 pemain pada pelatnas tahap akhir.

"Pada 4 November nanti ada tambahan beberapa pemain dari tim-tim yang tidak masuk ke empat besar. Insyaallah, skuad nanti sudah komplit empat atau lima hari sebelum kita berangkat ke Hanoi," jelasnya.

Jumat, 24 Oktober 2014

Orang Baru, Ravi Murdianto Mengaku Perlu Adaptasi


Sportsatu.com - Mantan kiper tim nasional U-19 Indonesia, Ravi Murdianto, mengaku belum terbiasa dengan suasana di timnas senior. Itu disampaikannya setelah bergabung dan ikut berlatih di lapangan SPH, Karawaci, Jumat (24/10) pagi.

Ravi baru bergabung. Ia menyusul enam rekannya yang sebelumnya juga memperkuat timnas U-19, yaitu Evan Dimas, Maldini Pali, Ilham Udin, Muchlis Hadi, Paulo Sitanggang, dan Hansamu Yama.
"Sehingga harus adaptasi dulu," kata Ravi Murdianto usai mengikuti latihan.

Hal itu bukan tanpa sebab. Ravi baru bertemu dengan seluruh pemain, kecuali enam temannya di timnas U-19. Tercatat hanya Andritany Ardhiyasa yang sudah dikenalnya.

"Andritany senior saya di Diklat Ragunan sehingga sudah saling tahu. Sudah pernah berbincang juga dengannya," jelasnya.

Ravi Murdianto Bergabung, Jumlah Eks Garuda Jaya di Timnas Senior Bertambah


Sportsatu.com - Jumlah mantan pemain tim nasional U-19 Indonesia di skuad senior bertambah. Ravi Murdianto merapat dan telah ikut latihan timnas senior Indonesia, Jumat (24/10) pagi.

Bergabungnya Ravi membuat pemusatan latihan terakhir tahap kedua diisi tujuh pemain yang sebelumnya tampil di Piala Asia U-19.

Sebelumnya, enam pemain yaitu Evan Dimas, Maldini Pali, Ilham Udin, Muchlis Hadi, Paulo Sitanggang, dan Hansamu Yama, sudah belatih.

"Baru tadi malam diberi tahu dan saya sangat senang," kata Ravi Murdianto usai latihan, Jumat (24/10).

Ravi langsung terlibat. Ia bergabung dan berlatih bersama dua kiper timnas U-23, Andritany Ardhiyasa dan Teguh Amiruddin, di bawah arahan pelatih kiper Edy Harto.

Ravi sendiri diperkirakan juga hanya ikut membantu. Sama seperti lima mantan pemain timnas U-19, ia tak berpeluang memperkuat timnas di Piala AFF 2014, November-Desember 2014.

Firman Utina, Pemain Timnas yang Diidolakan Paulo Sitanggang


Sportsatu.com - Mantan gelandang tim nasional U-19 Indonesia, Paulo Sitanggang, meyebut bahwa Firman Utina merupakan pemain yang diidolakannya. Hal ini disampaikannya setelah bergabung dan berlatih dengan timnas senior.

Paulo Sitanggang sudah berlatih sejak Kamis (23/10). Ia tak sendiri karena bersama lima eks Garuda Jaya seperti Evan Dimas, Maldini Pali, Ilham Udin, Muchlis Hadi, dan Hansamu Yama.

"Firman Utina jadi idola saya," kata Paulo Sitanggang singkat.

Ia menjelaskan alasannya mengidolakan pemain yang memperkuat Persib tersebut dan berharap bisa sepertinya di timnas Indonesia.

"Firman Utina punya posisi yang sama dengan saya dan mainnya bagus," tambah Paulo.

Evan Dimas Cs Sulit Terjemahkan Instruksi Riedl

Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Liputan6.com, Tangerang - Pelatih tim nasional Indonesia senior, Alfred Riedl, adalah pelatih yang belum lancar berbahasa Indonesia. Ia kerap memberi instruksi pada pemainnya dengan bahasa Inggris.

Keadaan ini tentu membuat para penggawa Timnas terkadang sulit mengerti apa yang dimaksud Riedl. Beruntung ada sosok asisten pelatih, Wolfgang Pikal.

Winger Timnas, Maldini Pali, mengaku merasa beruntung dengan adanya sosok Pikal. "Ya tentu ada hal yang membedakan antara pelatih Riedl dengan Indra Sjafri. Terutama di bahasa."

"Untungnya ada coach Pikal, dia yang menerjemahkan ucapan Riedl kalau kami kurang paham," ungkapnya pada Liputan6.com di Karawaci.

Senada dengan Maldini, rekan seperjuangannya di Timnas U-19, Evan Dimas, juga merasakan hal yang sama. "Mungkin memang berbahasa Inggris, tapi kami tidak kesulitan karena ada yang menerjemahkan."

Duet antara Riedl dan Pikal memang sudah terjalin lama. Keduanya turut andil saat membawa Indonesia menjadi runner up di Piala AFF 2010 lalu.

Jarot Supriadi: Cokelat Luar Negeri Untuk Keluarga



 Berita Kota Super Ball - Eko Priyono
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Kiper Tim Nasional Indonesia U-19 Jarot Supriadi mengatakan dirinya beruntung memiliki keluarga yang memahami profesinya di dunia sepakbola.

Jarot menyatakan ketiga anaknya itu tidak banyak menuntut saat dirinya menjalani kegiatan mengawal tim Garuda Jaya, julukan tim nasional Indonesia U-19 mulai persiapan sampai pelaksanaan Piala Asia U-19 2014 di Myanmar.

"Saya beruntung punya keluarga yang memahami tugas saya. Mereka tidak banyak menuntut," ujar Jarot Supriadi saat ditanya Super Ball apa permintaan anak saat dirinya berkeliling Nusantara dan luar negeri bersama tim Garuda Jaya, Kamis (23/10/2014).

Jarot menyatakan ketiga anaknya itu jarang menuntut saat dirinya menjalani rangkaian pemusatan latihan bersama skuat Garuda Jaya berkeliling Nusantara hingga ke luar negeri. Hanya satu permintaan yang kerap dilontarkan keluarga saat ditanya. "Mereka selalu nanya kapan saya pulang," ujarnya.

Saat ditanya buah tangan apa yang dibawa untuk keluarga dari luar negeri, Jarot mengaku dirinya sama sekali tidak pernah ngotot untuk mencari sesuatu di negara asing itu. "Saya nggak pernah sengaja mencari barang tertentu. Paling kalau ada waktu beli cokelat di bandara. Itu pun inisiatif saya bukan permintaan," ujarnya.

Jarot menyebutkan saat dirinya berada di Hong Kong, Arab Saudi dan terakhir Brunei Darussalam saat menjalani Turnamen Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) ia membawa cokelat sebagai buah tangan untuk keluarga. "Saya beli cokelat saja untuk keluarga. Simpel," ujarnya.

Jarot mengatakan setelah melakoni turnamen Piala Asia U-19 2014, dirinya mengisi liburan di rumah perumahan Kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Ia banyak menghabiskan waktu di rumah bersama tiga anaknya. Kegiatan yang dilakoninya adalah mengantar-jemput anak sekolah. "Ya, hitung-hitung membayar waktu yang hilang saat saya bersama tim," ujarnya.

Pemusatan Latihan Jangka Panjang Dipilih Karena Pemain Tak Punya Klub

Kompas.com/Ferril Dennys

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri buka suara soal pemusatan latihan panjang yang menjadi program periodisasi skuad yang dipegangnya pada persiapan Piala Asia U-19 2014 di Myanmar. Pelatih asal Padang, Sumatera Barat ini mengatakan pemusatan latihan panjang ini dipilih karena anakasuhnya tidak bergabung dengan klub. Sehingga tidak memiliki tempat untuk mengasah kemampuannya di kompetisi.

Sementara skuat ini terbentuk dari hasil 'blusukan' Indra Sjafri dari pelosok daerah yang dikumpulkan dalam satu tim. "Klub mana yang menampung mereka dengan usia 17 dan 18 tahun. Makanya saya pilih TC (Training Center) panjang," ujar Indra Sjafri kepada Harian Super Ball.
Indra Sjafri menambahkan usai melakoni Piala Asia U-19 2014, pihaknya yakin banyak klub yang tertarik dan berminat menampung pemainnya untuk bergabung. Alasannya, di usia yang 19 tahun itu, skuad Garuda Jaya lebih matang dan bisa dikembangkan di klub terutama dalam menjalani kompetisi.

"Kalau sekarang, saya yakin banyak klub yang mau menampung mereka. Dan itu bagus untuk perkembangan mereka menghadapi kompetisi," ujarnya.

Seperti diketahui metode pemusatan latihan dengan durasi 1 tahun yang dilakoni pelatih Indra Sjafri ini menuai komentar setelah tim Garuda Jaya gagal di Piala Asia U-19 2014 Myanmar.

Persiapan panjang tim besutan Indra Sjafri ini berbanding terbalik dengan hasil yang diperoleh. Timnas Indonesia U-19 seperti tak berdaya menghadapi lawan di laga sesungguhnya, dengan hasil buruk di tiga pertandingan.

Kekalahan berturut-turut ini membuat Garuda Jaya tidak mampu mencapai  target yang diberikan PSSI yakni lolos Piala Dunia U-20 di Slandia Baru Tahun 2015. Evan Dimas dkk ditaklukan Uzbekistan 3-1; Australia, 1-0 dan Uni Emirat Arab, 4-1 di Piala Asia U-19 Tahun 2014.