bola.net
Bola.net - Sekilas tak ada yang istimewa dengan pekerjaan Rudy Eka Priambada. Dengan handycam di tangannya dia selalu berada di tribun saat calon lawan Timnas U-19 bermain. Namun, ternyata dia tak sekadar tukang rekam video belaka.
Merekam pertandingan lawan dan Timnas U-19 hanyalah jalan awal pekerjaannya yang bahasa kerennya disebut High Performance Unite (HPU). Video jadi, Rudy masih harus bertugas menganalisis statistik lawan dan diadu dengan statistik Timnas. Selanjutnya, hasil catatan Rudy dibawa ke meeting.
"Optimisme saya bukan sombong atau apa saya ingin bangsa ini percaya diri. Toh kami sudah punya hitung-hitungan dengan tim pelatih dan HPU," beber Indra Sjafri beberapa waktu lalu.
Bergabung dengan tim Indra sebelum Piala AFF U-19, bukan berati dia orang baru. Jauh sebelum itu, pria atletis kelahiran Jakarta 31 tahun lalu tersebut sudah lama bekerja sama dengan Indra saat blusukan ke daerah-daerah. "Saya ikut coach Indra datang ke Alor. Saat itu kita nemu Yabes (Roni Malaifani)," ungkapnya.
HPU memang menjadi salah satu kebutuhan Indra. Namun, Rudy direkrut bukan karena pernah bekerja sama dengannya saja. Background Rudi sebagai peraih beasiswa AFC Project Future Coach 2009 selama 3 tahun di Dortmund, Jerman, membuat ia harus dipanggil lagi.
"Saya alumni termuda di AFC itu. Mungkin karena itu juga. Sebab, coach Indra senang bekerja dengan yang muda-muda. Zaman sekarang, jarang pelatih percaya sama anak-anak muda di tim kepelatihan," jelasnya.
Di akhir perbincangannya dengan Bola.net, Rudy bercita-cita membagi setiap video analisanya ke YouTube. "Bukan channel pribadi sih. Saya inginnya buat PSSI Channel, seperti FA TV gitu di YouTube. Semua masyarakat bisa sama-sama belajar menganalisa," terang pria yang mengaku handycam dan hampir keseluruhan peralatannya bekerja untuk Timnas didapat dengan beli sendiri itu. Tanpa pinjaman atau dibelikan PSSI.
Merekam pertandingan lawan dan Timnas U-19 hanyalah jalan awal pekerjaannya yang bahasa kerennya disebut High Performance Unite (HPU). Video jadi, Rudy masih harus bertugas menganalisis statistik lawan dan diadu dengan statistik Timnas. Selanjutnya, hasil catatan Rudy dibawa ke meeting.
"Optimisme saya bukan sombong atau apa saya ingin bangsa ini percaya diri. Toh kami sudah punya hitung-hitungan dengan tim pelatih dan HPU," beber Indra Sjafri beberapa waktu lalu.
Bergabung dengan tim Indra sebelum Piala AFF U-19, bukan berati dia orang baru. Jauh sebelum itu, pria atletis kelahiran Jakarta 31 tahun lalu tersebut sudah lama bekerja sama dengan Indra saat blusukan ke daerah-daerah. "Saya ikut coach Indra datang ke Alor. Saat itu kita nemu Yabes (Roni Malaifani)," ungkapnya.
HPU memang menjadi salah satu kebutuhan Indra. Namun, Rudy direkrut bukan karena pernah bekerja sama dengannya saja. Background Rudi sebagai peraih beasiswa AFC Project Future Coach 2009 selama 3 tahun di Dortmund, Jerman, membuat ia harus dipanggil lagi.
"Saya alumni termuda di AFC itu. Mungkin karena itu juga. Sebab, coach Indra senang bekerja dengan yang muda-muda. Zaman sekarang, jarang pelatih percaya sama anak-anak muda di tim kepelatihan," jelasnya.
Di akhir perbincangannya dengan Bola.net, Rudy bercita-cita membagi setiap video analisanya ke YouTube. "Bukan channel pribadi sih. Saya inginnya buat PSSI Channel, seperti FA TV gitu di YouTube. Semua masyarakat bisa sama-sama belajar menganalisa," terang pria yang mengaku handycam dan hampir keseluruhan peralatannya bekerja untuk Timnas didapat dengan beli sendiri itu. Tanpa pinjaman atau dibelikan PSSI.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar