ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
VIVAbola - Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi
Lebanon U-19 pada laga uji coba yang akan digelar di Stadion Manahan,
Solo, Rabu 28 Mei 2014. Lewat laga ini, Garuda Jaya diharapkan mampu
mematangkan formasi alternatifnya.
Penampilan Indonesia tidak stabil dalam dua laga terakhir melawan Yaman U-19. Di laga pertama, Garuda Jaya yang tampil dengan tim terbaiknya berhasil menang telak dengan skor 3-0. Namun, di pertemuan kedua, Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafrie, menurunkan pemain-pemain pelapis dan hanya bermain imbang 1-1.
"Sebagai pelatih, memang sudah seharusnya ada masa di mana mereka menguji tim secara menyeluruh. Ada yang namanya first team. Itu adalah tim terbaik yang dimiliki. Lalu, combine team, tim yang dihuni beberapa pemain inti dan cadangan. Terakhir, reserve team, tim yang sebagian besar pemain cadangan," kata pengamat sepakbola, Sutan Harhara, ketika dihubungi VIVAbola, Rabu 28 Mei 2014.
"Nah, harus ada masanya di mana pelatih menguji tiga tim itu. Laga kedua melawan Yaman, menjadi kesempatan Indra Sjafri untuk menguji reserve team. Melawan Lebanon, bisa saja combine team yang diturunkan, karena dia pasti mau cari alternatif strategi dan formasi di laga itu. Dengan begitu, akan ada tim pendukung yang seimbang untuk tim utama," sambung Sutan.
Lebanon bukanlah finalis Piala Asia 2014 di Myanmar. Kendati demikian, mantan pemain Timnas Indonesia era 1972-80 itu menilai, pertandingan melawan Lebanon tetap memiliki manfaat besar bagi Evan Dimas dan kawan-kawan.
"Uji coba itu pasti ada manfaatnya. Lebanon memang bukan kontestan Piala Asia. Manfaat yang bisa didapat adalah melatih sistem permainan dari lini ke lini. Bagaimana variasi serangan, lalu finishing touch, sistem pertahanan, dan lain-lain, bisa diuji di pertandingan nanti malam," jelas Sutan.
"Selain manfaat di atas, uji coba melawan Lebanon juga berguna untuk mempertahankan ritme permainan dan menjaga keseimbangan tim," lanjut Sutan. (art)
Penampilan Indonesia tidak stabil dalam dua laga terakhir melawan Yaman U-19. Di laga pertama, Garuda Jaya yang tampil dengan tim terbaiknya berhasil menang telak dengan skor 3-0. Namun, di pertemuan kedua, Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafrie, menurunkan pemain-pemain pelapis dan hanya bermain imbang 1-1.
"Sebagai pelatih, memang sudah seharusnya ada masa di mana mereka menguji tim secara menyeluruh. Ada yang namanya first team. Itu adalah tim terbaik yang dimiliki. Lalu, combine team, tim yang dihuni beberapa pemain inti dan cadangan. Terakhir, reserve team, tim yang sebagian besar pemain cadangan," kata pengamat sepakbola, Sutan Harhara, ketika dihubungi VIVAbola, Rabu 28 Mei 2014.
"Nah, harus ada masanya di mana pelatih menguji tiga tim itu. Laga kedua melawan Yaman, menjadi kesempatan Indra Sjafri untuk menguji reserve team. Melawan Lebanon, bisa saja combine team yang diturunkan, karena dia pasti mau cari alternatif strategi dan formasi di laga itu. Dengan begitu, akan ada tim pendukung yang seimbang untuk tim utama," sambung Sutan.
Lebanon bukanlah finalis Piala Asia 2014 di Myanmar. Kendati demikian, mantan pemain Timnas Indonesia era 1972-80 itu menilai, pertandingan melawan Lebanon tetap memiliki manfaat besar bagi Evan Dimas dan kawan-kawan.
"Uji coba itu pasti ada manfaatnya. Lebanon memang bukan kontestan Piala Asia. Manfaat yang bisa didapat adalah melatih sistem permainan dari lini ke lini. Bagaimana variasi serangan, lalu finishing touch, sistem pertahanan, dan lain-lain, bisa diuji di pertandingan nanti malam," jelas Sutan.
"Selain manfaat di atas, uji coba melawan Lebanon juga berguna untuk mempertahankan ritme permainan dan menjaga keseimbangan tim," lanjut Sutan. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar