antara foto
Goal.com - Myanmar memang jadi tempat di mana tim nasional Indonesia U-19 gagal menggapai mimpi mereka ke Piala Dunia U-20. Terlebih, tim Garuda Jaya harus pulang dengan tangan kosong dari Piala Asia U-19 setelah mengalami tiga kekalahan beruntun di grup B.
Meski begitu, Myanmar disebut Evan Dimas sebagai tempat yang paling
memberi pengalaman berharga selama ia berkarier dan berkumpul dengan armada timnas U-19.
Gelandang Persebaya
Surabaya itu juga menyebut akan terasa berat dan sedih ketika nanti
harus berpisah dari tim besutan pelatih Indra Sjafri. Seiring usia para
pemain yang sudah memasuki 20 tahun.
"Semua momen sangat berkesan bersama tim ini. Sekadar berkumpul pun
sudah berkesan. Sedih rasanya kalau harus berpisah, apalagi sama semua
pemain yang dekat," buka kapten dari Indonesia U-19 itu ketika ditemui
awak media.
"Ya sama semua bagian dari tim ini kita pasti akan kangen,
momen-momen di mana kita bercanda, latihan bersama. Tapi beginilah
namanya sepakbola, kita harus berkumpul, tertawa, bersedih, dan kita
harus berpisah."
"Yang paling berkesan di Myanmar ini, di sinilah kita mendapatkan
segalanya. Ada yang nangis segala macam. Pengalaman yang sangat berharga
buat kita," ungkap pemain yang sudah di bawah bimbingan Indra Sjafri
sejak U-17 itu.
Tim Indonesia U-19 ini memang telah bersama sejak kejuaraan HKFA tahun 2012. Ketika tim itu masih kelompok U-17.
Evan selalu menjadi pilihan Indra hingga melewati berbagai turnamen
dan intens setahun belakang mempersiapkan tim untuk Piala Asia U-19
tahun ini.
Memasuki usia 20 pada 15 Maret tahun depan, Evan berharap
rekan-rekannya mampu berkembang bersama dan memantapkan karier sepakbola
bersama.
"Rencana kita harus matang bersama-sama untuk masa depan, sehingga di
masa tua bisa hidup layak dan enak. Jangan sampai ini menjadi awal
keburukan. Tapi ini awal yang memacu saya untuk jadi orang yang lebih
sukses," harap pengidola Ahmad Bustomi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar