TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri menutup rapat faktor penyebab kegagalan Tim Garuda Jaya gagal di Piala Asia U-19 2014 di Myanmar.
Pelatih asal Padang, Sumatera Barat itu berkilah kalau tidak ada parameter pasti yang bisa mengukur kegagalan timnya memenuhi target lolos Piala Dunia U-20 Tahun 2015 di Selandia Baru.
"Tidak ada parameter yang pasti penyebab kegagalan itu termasuk (pembatalan) Cotif, Spanyol.
Saya sudah memaparkan apa yang terjadi mulai kegagala, kelebihan dan
kekurangan dari tim ini dan apa yang harus dilakukan ke depannya," ujar Indra Sjafri usai evaluasi timnas U-19 dengan Badan Tim Nasional (BTN) PSSI di kantor PT Liga Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan.
Saat
didesak penyebab kegagalan, Indra menjabarkan banyak faktor.
Diantaranya situasi yang harus dikompromikan sehingga mengganggu jadwal
kegiatan periodisasi latihan yang telah disusun secara komprehensif.
"Dari periodesasi persiapan yang dibuat ada situasi yang harus kita kompromikan, Karena bicara periodisasi itu bicara time table, tahapan dan tahapan itu yang terkadang tergangu dengan situasi yang tentu tidak bisa disampaikan," ujarnya.
Selain
itu, ia mengatakan dari segi teknis, kemampuan (skill) pemain belum
terlalu mempuni jika dibandingkan dengan pemain level asia.
Hal itu, kata Indra yang membuat dirinya menekankan pada kekuatan fisik
menjadi syarat utama dalam pembentukan tim nasional ke depan.
"Jadi target timnas ini
bukan hanya memboyong tropi semata, akan tetapi bagaimana membentuk
indovidu yang mempunyai kemampuan mempuni untuk membangun prestasi
sepakbola," ujarnya.
Indra menjelaskan kegagalan yang dialami ini
menjadi bagain dari evaluasi dirinya dan juga federasi demi masa depan
tim nasional. Meski demikian, ia meminta kepada masyarakat tidak terlalu
menyudutkan pemain dengan kegagalan ini. Alasannya, penilaian
masyarakat ini bisa berdampak buruk bagi generasi mendatang.
"Selama
ini mereka sudah memberikan prestasi kepada bangsa, jadi jangan hanya
dilihat kegagalannya. Naif, kalau kegagalan ini membuat prestasi mereka
tidak dianggap," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar