Jakarta - Pengamat sepak bola
Bambang Nurdiansyah menyatakan evaluasi terhadap Timnas U-19 dinilai
sebagai hal yang kurang tepat. Hal itu dilihatnya hanya sebagai bentuk
kepanikan pengurus.
Banur, sapaan Bambang, menyatakan penampilan buruk Timnas U-19 di Brunei juga merupakan efek dari kegagalan mereka bertolak ke Spanyol.
Mereka awalnya memang diplot mengikuti turnamen internasional U-20
COTIF, tetapi menjelang keberangkatan, PSSI membatalkannya dan mengoper
mereka mengikuti HBT. Sementara, COTIF diikuti Timnas U-21 yang dibentuk
dadakan.
"Kita selama ini
anggap tim ini sempurna, padahal anak-anak muda yang masih sangat
labil. Mereka masih perlu proses untuk matang. Seharusnya biarkan saja
Indra (Sjafri) bekerja, lantas apa yang mau dievaluasi?" kata mantan
pemain Timnas Indonesia era 1980-an ini.
Salah satu rekomendasi yang diduga akan muncul dari evaluasi itu
adalah penambahan direktur teknik (dirtek) ke dalam tim. Jika itu
terjadi, lanjut Banur, sah-sah saja selama tidak melakukan intervensi kepada jajaran pelatih secara teknis.
Menurutnya, tugas dirtek lebih kepada memberikan masukan kepada
pelatih mengenai calon lawan atau informasi tentang potensi pemain yang
belum dipanggil. Sebelumnya, PSSI pernah menunjuk Rudi Keltjes sebagai
dirtek Timnas U-19. Namun, tugasnya tidak diperpanjang sesuai babak
kualifikasi Piala Asia U-19 tahun lalu.
Pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri juga mengaku telah menyiapkan
laporan dalam rapat evaluasi tersebut. "Evaluasi dan laporan itu
(termasuk nutrisi, pelatih mental,
pelatih kiper, tekhnik, dan lain-lain) adalah akibat apa yang telah
kami lakukan dari awal, untuk mengetahui apa dan di mana letak kesalahan
dan kekurangannya, tentang perkembangan naik atau turun kami akan
laporkan dulu ke Badan Tim Nasional (BTN) setelah itu ke media massa," kata Indra. (Suara Pembaruan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar