F-TENGKU/TANJUNGPINANGPOS
Lingga – Pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri meminta,
para pelatih sepak bola anak-anak usia 6-12 tahun mengedepankan pola
mendidik dan bermain sepak bola. Para pelatih jangan menuntut anak
asuhnya, untuk segera menciptakan prestasi.Pola pelatihan yang keras
menjadi beban mental bagi anak-anak. Sehingga, mereka akan stres dan
berbalik membenci sepak bola.
“Pelatihan permainan sepak bola harus sederhana dan menarik.
Sehingga, anak-anak dengan rasa gembira mengikuti latihan,” kata Indra,
saat melakukan bimbingan kepada 18 orang pelatih sepak bola dan guru
olahraga tingkat SD di ruang pertemuan Hotel Prima Inn, Dabo Singkep,
Minggu (21/6).
Talenta atau potensi olahraga sepak bola yang dimiliki seseorang
tidak dapat diciptakan oleh manusia. Potensi tersebut sudah ada sejak
seorang anak dilahirkan. Manusia atau pelatih hanya dapat membantu
mengasah bakat yang dimiliki agar disalurkan sesuai tempatnya.
“Jangan sampai ada keluar kata-kata kasar dari seorang pelatih sepak bola anak-anak,” ujarnya.
Menurut Indra, para pelatih sepak bola di daerah terpencil jangan
banyak menuntut fasilitas memadai untuk melakukan latihan sepak bola.
Dimana pun latihan dapat dilakukan.
“Di pantai atau di tempat-tempat terbuka lainnya, latihan dapat
dilakukan. Yang paling penting harus dilakukan adalah pengasawannya.
Jangan sampai terjadi sesuatu yang membahayakan jiwa anak-anak,”
terangnya.
Permainan sepak bola adalah milik semua orang. Dengan begitu,
diharamkan untuk melakukan diskrimasi dalam latihan. Semua warga berhak
mendapatkan porsi yang sama untuk maju dan berkembang.
“Semua anak harus punya kesempatan untuk bermain sepak bola. Tidak boleh ada perbedaan,” ucapnya.
Sebagai pelatih sepak bola yang memiliki sertikasi FIFA, Indra ingin,
Kabupaten Lingga memiliki pemain sepak bola yang baik dan berprestasi
di kancah nasional atau international. Pola latihan berdasarkan
pendidikan dan bermain yang dibeberkannya, diyakini akan menjawab
keinginan masyarakat memiliki pemain sepak bola yang berprestasi di masa
depan.
“Prestasi sepakbola tidak dapat diraih dengan instan. Semua butuh proses,” jelasnya.
Selain membicarakan pola latihan untuk anak usia 6-12 tahun, Indra
juga meminta dalam melakukan latihan, anak-anak dididik untuk menghargai
fair play dalam sebuah pertandingan sepak bola. Fair play yang
dimaksudkannya adalah, seorang pemain sepak bola tidak hanya sekedar
membuang bola keluar ketika melihat pemain lawan cedera.
“Seorang pemian sepak bola harus menghargai kawan, menghargai lawan,
menghargai wasit, menghargai aturan, hingga menghargai penonton,” sebut
Indra.
Di akhir sesi presentasi, Indra juga mengingatkan, para pelatih harus
memahami bahwa dalam sebuah pertandingan sepak bola terdapat dua hasil
yang diraih, yaitu kemenangan dan kekalahan. Semua pemain sepakbola
harus dapat mengontrol emosi bila terjadi kemenangan atau pun kekalahan.
“Buatlah sepak bola menjadi sebuah alat pemersatu bangsa. Jangan hanya dilihat dari sisi pertandingannya,” tukasnya.(Tengku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar