Kamis, 17 Juli 2014

Semua Tidak Datang Tiba-Tiba

Coachindrasjafri.com - AWAL Oktober nanti, Evan Dimas dan kawan-kawan akan berlaga di Piala Asia 2014, Myanmar. Mereka bukan saja akan mempertaruhkan nama baik bangsa, tapi juga berkesempatan menghadapi tim-tim nasional terbaik di Asia. Setelah keluar sebagai juara Piala AFF 2013, tentu saja ini merupakan prestasi yang membanggakan." Di tengah puasa prestasi yang melanda Timnas Senior, kemenangan-kemenangan yang terus diraih oleh Timnas U19 seolah memunculkan kembali harapan dan hasrat untuk terus mendukung mereka," ujar Agos, salah seorang pendukung setia Timnas U19 dari Solo.

Namun semua yang terjadi hari ini tidak datang secara tiba-tiba. Sesungguhnya perjalanan Indra Sjafri dan timnya pada tahun-tahun pertama adalah perjalanan yang penuh dinamika suka dan duka. Bayangkan saja, di tengah kekacauan dan karut marut kondisi PSSI, mereka harus kokoh mempertahankan pilihan untuk blusukan mencari dan meramu bakat yang tersebar di pelosok negeri.

Sementara saat itu, PSSI tidak mendukung program blusukan Indra Sjafri cs. Akibatnya, mereka harus pontang-panting mencari sumber pendanaan yang independen dan tanpa pamrih. Syukurlah, masih ada orang-orang yang bersedia membantu Indra dan kawan-kawannya. Kendati jumlahnya tidak besar, justru bantuan semacam itulah yang menjadikan program blusukan tetap terlaksana.

Dalam melaksanakan pencarian bakat, Indra menerapkan dua cara. Pertama, membuat kerangka tim yang sudah ada untuk ditandingkan dengan bakat-bakat lokal di tempat yang Indra dan tim datangi. Atau, para pemain di daerah itu dikelola untuk membuat pertandingan dan Indra cs menonton pertandingan itu. " Metode ini kami jalankan selama semester pertama pada 2012 di setidaknya 15 kota yang kami datangi," ujar Indra.

Cara yang kedua adalah, Indra dan tim datang langsung ke daerah guna melihat bakat lokal yang ada. Tentu saja mereka datang secara bergantian sesuai kondisi dana dan kebutuhan untuk mencari satu-dua orang pemain yang layak menjadi anggota timnas.

Saat proses pelaksanaan blusukan ke pelosok, Indra dan tim kerap menghadapi kondisi yang memprihatinkan terutama karena kekurangan dana. Menurut Indra, tak jarang seluruh rombongan harus terlunta-lunta karena kehabisan dana. Belum lagi para pengurus PSSI juga masih kerap menyepelekan upaya mereka. Alih-alih dikucuri dana segar, PSSI malah menganggap tim yang tengah dibesut Indra Sjafri bukan bagian dari tim nasional.

" Kerap kami harus berimpit-impitan tidur di kamar losmen murah dan makan ala kadarnya. Namun, justru kondisi itu juglah yang memperkuat tekad kami," tegas Indra Sjafri.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar