Metrotvnews.com, Muskat: Tur Timur Tengah bisa menjadi ujian yang sebenarnya bagi Tim Nasional U-19. Mereka akan menjamu dua tim yang juga sudah memastikan tempat di putaran final Piala Asia U-19 2014, Oktober mendatang di Myanmar, salah satunya ialah Oman U-19 yang akan menjadi tes pertama Garuda Jaya di Negeri Gurun Pasir itu pada Rabu (9/4).
Secara kualitas, Oman bukanlah tim yang bisa diremehkan mengingat mereka tidak pernah kalah dalam babak kualifikasi Piala Asia U-19 Grup E.
Dalam dua pertandingan yang dilangsungkan, tim besutan mantan pesepak bola asal Belanda Rene Eijer itu mengalahkan Bahrain 2-0 dan Palestina 1-0.
Mereka pun finis teratas dengan poin sempurna enam dan menjadi satu dari 16 tim yang bakal berlaga di Myanmar 2014 ini.
Namun, banyak pihak menyatakan kekuatan Oman sebetulnya belum cukup teruji mengingat Suriah yang seharusnya juga menjadi lawan di Grup E menarik diri.
Tidak pelak, Federasi Sepak Bola Oman (OFA) meminta Indonesia menjadi lawan tanding mereka dua kali dari jadwal seharusnya hanya satu kali.
Mereka sampai rela mengatur ulang jadwal penerbangan Garuda Jaya ke Uni Emirat Arab yang akan menjadi lawan tanding selanjutnya bagi Evan Dimas dkk.
"Kami berharap Timnas U-19 bisa bermain dua kali dengan kami, sama dengan di UEA. Kami akan bantu perubahan jadwal pesawat ke Dubai," kata perwakilan OFA Khamis dalam rilis yang dilansir oleh PSSI.
Setelah laga malam nanti, Timnas U-19 akan kembali dijamu Oman pada 11 April 2014. Meskipun demikian, perubahan ini tidak akan memengaruhi jadwal pertandingan dengan UEA yang masih akan berlangsung 14 dan 16 April, dilanjutkan laga kontra klub lokal Al-Shabab pada 19 April.
Kengototan Oman untuk dua kali beruji coba dengan Indonesia U-19 bukannya tanpa alasan. Selain sukses menjadi kampiun AFF U-19, Indonesia juga sukses menjungkalkan juara bertahan Piala Asia Korea Selatan di Grup G.
Di luar dugaan, skuat Merah Putih pun melaju ke kualifikasi final di Myanmar sebagai juara grup.
Sama dengan Oman, Indonesia tidak terkalahkan dalam tiga pertandingan atas Filipina, Laos, dan tentunya Korsel yang akhirnya tetap lolos ke Myanmar sebagai runner-up terbaik.
Dibanding tekanan yang diterima pada Tur Nusantara, Oman dipastikan bakal memberi perlawanan yang jauh lebih sulit.
Badan Tim Nasional (BTN) pun menyatakan sudah mengumpulkan rekaman pertandingan para calon lawan untuk dipelajari oleh staf kepelatihan Timnas U-19.
Meskipun demikian, Indra Sjafri menegaskan rekaman itu tidak terlalu berpengaruh untuk uji coba ini. Pasalnya, ia hanya menargetkan untuk melihat konsistensi pasukannya dalam menjalankan partai-partai yang tidak ringan.
"Dalam uji coba, tidak penting bagaimana lawan akan bermain, yang penting ialah bagaimana kita bisa konsisten menghadapi permainan lawan itu," kata Indra.
Pelatih asal Sumatera Barat itu juga tidak menutup kemungkinan bakal mencoba semua pemain yang dibawanya.
Dalam Tur Timur Tengah ini, sebanyak 29 pemain berangkat, namun tidak termasuk dua rekrutan baru di Tur Nusantara yang ditinggal karena kondisi fisik yang tidak memenuhi standar.
Bicara soal fisik, Indra tampaknya bakal tetap mengandalkan skipper andalan Evan Dimas. Remaja kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 itu menjadi pemilik VO2Max tertinggi di timnas U-19, yaitu 62,37 atau memenuhi standar Eropa.
Indra pun berkelakar partai Timur Tengah ini kemungkinan tidak lebih seru dibanding Tur Nusantara.
Pasalnya, kedua tim dipastikan bermain lebih taktis untuk menguji skema masing-masing, sedangkan pada Tur Nusantara, tim-tim yang mereka lawan berorientasi untuk menumbangkan Evan Dimas dkk meski pada akhirnya mereka tetap tidak terkalahkan dalam 13 pertandingan yang dijalani.
Secara garis besar, Indra berharap timnya menyelesaikan pekerjaan rumah yang ditinggalkan selepas Tur Nusantara.
Dari segi efektivitas serangan, timnas hanya mencatatkan 10%, dihitung dari total 207 pelung yang diciptakan namun hanya 21 gol yang tercipta.
Sedangkan dari penguasaan bola, Indra juga kurang puas. Pasalnya, anak-anak asuhnya masih melakukan kesalahan di atas 20%, padahal targetnya, para pemain hanya melakukan eror dalam marjin 5 hingga 10%. (Asni Harismi)
(Bas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar