VIVAbola - Timnas Indonesia U-19 akan bertarung pada Piala Asia
U-19 di Myanmar, 9-23 Oktober mendatang. Pada babak penyisihan, pasukan
Indra Sjafri bergabung di grup B bersama Uzbekistan, Australia, dan Uni
Emirat Arab (UEA).
Ini adalah penampilan perdana Indonesia di event ini setelah absen pada empat edisi terakhir. Indonesia sendiri pertama mengawali kiprahnya saat turnamen ini masih bernama AFC Youth Championship pada edisi kedua, 1960 lalu.
Ini adalah penampilan perdana Indonesia di event ini setelah absen pada empat edisi terakhir. Indonesia sendiri pertama mengawali kiprahnya saat turnamen ini masih bernama AFC Youth Championship pada edisi kedua, 1960 lalu.
Dalam debutnya, Timnas Indonesia U-19, mampu melangkah hingga babak semifinal. Sayang, Indonesia gagal ke babak final dan finish di urutan ke-4.
Satu tahun berselang, event digelar di Thailand. Di era ini, Indonesia melangkah ke final dan mendapat perlawanan sengit dari Myanmar di final. Kedua negara akhirnya dinobatkan sebagai juara bersama usai bermain tanpa gol 120 menit.
Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia masih mampu berbicara di kancah Asia, paling tidak untuk posisi empat besar. Pada 1962, Indonesia menempati peringkat 3. Dua tahun berselang, Indonesia mengakhiri kompetisi di urutan ke-4.
Indonesia kembali tampil sebagai finalis pada Piala Asia 1967 dan 1970. Pada tahun 1967 di Thailand, Indonesia kalah 0-3 dari Israel--yang baru bergabung dengan UEFA. Tiga tahun kemudian, Indonesia juga menyerah 0-3 dari Myanmar.
Pada edisi-edisi selanjutnya, Indonesi mulai mengalami kemunduruan prestasi. Meskipun masih tetap berpartisipasi, timnas U-19 tak kunjung mampu menembus empat besar, karena gagal melaju dari babak fase grup dan perempatfinal.
Sementara itu, sejak 1988, di mana kompetisi digelar menjadi dua tahun sekali, Indonesia hanya berpartisipasi pada tiga edisi, pada 1990 --menjadi tuan rumah, 1994, dan 2004. Dan, Indonesia selalu gagal melaju dari fase penyisihan grup.
Asa Indonesia untuk kembali mengukir prestasi di Piala Asia U-19 kembali terbuka melalui perjuangan Evan Dimas dan kawan-kawan. Sebelumnya, Garuda Jaya telah lebih dulu meraih gelar juara Piala AFF U-19 yang digelar di Indonesia.
Satu tahun berselang, event digelar di Thailand. Di era ini, Indonesia melangkah ke final dan mendapat perlawanan sengit dari Myanmar di final. Kedua negara akhirnya dinobatkan sebagai juara bersama usai bermain tanpa gol 120 menit.
Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia masih mampu berbicara di kancah Asia, paling tidak untuk posisi empat besar. Pada 1962, Indonesia menempati peringkat 3. Dua tahun berselang, Indonesia mengakhiri kompetisi di urutan ke-4.
Indonesia kembali tampil sebagai finalis pada Piala Asia 1967 dan 1970. Pada tahun 1967 di Thailand, Indonesia kalah 0-3 dari Israel--yang baru bergabung dengan UEFA. Tiga tahun kemudian, Indonesia juga menyerah 0-3 dari Myanmar.
Pada edisi-edisi selanjutnya, Indonesi mulai mengalami kemunduruan prestasi. Meskipun masih tetap berpartisipasi, timnas U-19 tak kunjung mampu menembus empat besar, karena gagal melaju dari babak fase grup dan perempatfinal.
Sementara itu, sejak 1988, di mana kompetisi digelar menjadi dua tahun sekali, Indonesia hanya berpartisipasi pada tiga edisi, pada 1990 --menjadi tuan rumah, 1994, dan 2004. Dan, Indonesia selalu gagal melaju dari fase penyisihan grup.
Asa Indonesia untuk kembali mengukir prestasi di Piala Asia U-19 kembali terbuka melalui perjuangan Evan Dimas dan kawan-kawan. Sebelumnya, Garuda Jaya telah lebih dulu meraih gelar juara Piala AFF U-19 yang digelar di Indonesia.
Berbagai persiapan sudah dijalani Garuda Jaya. Mulai dari Tur
Nusantara hingga menjajal kekuatan tim-tim Timur Tengah, di mana salah
satunya adalah UEA, yang akan menjadi salah satu lawan di fase grup
Piala Asia U-19 2014. Turnamen ini juga membuka peluang Garuda Jaya
menuju ke Piala Dunia U-20, 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar