Liputan6.com, Jakarta: Mantan Ketua Umum PSSI, Azwar Anas memuji kebangkitan yang
mulai terjadi di sepak bola Indonesia. Itu ditandai dengan mulai diraihnya
prestasi seperti yang ditorehkan timnas U-19 ketika menjuarai Piala AFF.
Anas mengaku sangat bersyukur dan bahagia dengan kemajuan sepak bola Indonesia pasca dualisme yang berkepanjangan, yang berangsur-angsur dinilainya semakin membaik.
"Saya berkomunikasi dengan pak Nyalla (Wakil Ketua Umum PSSI). Saya terang-terangan menyatakan kepada pak Nyalla bahwa kondisi sepak bola saat ini, prestasi saat ini harus dipertahankan dan harus terus dibangkitkan. Karena saat ini sepak bola sudah berada dan kembali pada jalurnya,"beber Azwar Anas, kepada wartawan, Rabu (2/4/2014).
Mantan menteri perhubungan di era Soeharto ini juga mengaku terharu. Landasan-landasan yang dulu dipertahankan dan dijadikan benang merah arti dari sepak bola itu sendiri, dilakukan dengan baik oleh PSSI pasca dualisme ini.
"Terutama dalam hal menghilangkan kepentingan golongan-golongan dari sepak bola. Ini sangat tepat karena akan menghasilkan sepak bola yang sehat. Saya sudah bisa melihatnya saat ini. Sungguh saya terharu," ujarnya dengan nada keras.
Salah satu yang membuat Azwar terharu adalah dimulainya arti pembinaan di setiap daerah. Selain itu, PSSI melalui Badan Tim Nasional (BTN) juga sangat memperhatikan Tim Nasional dari berbagai kelompok umur. Azwar juga sangat bangga kelompok-kelompok umur dari Timnas mendapatkan kesempatan untuk bisa melakukan pertandingan-pertandingan di luar negeri dan juga mendapatkan kesempatan mendapatkan porsi dalam publikasi dan perlakuan yang sama oleh BTN.
"Indikasi membaiknya sepak bola kita juga sudah bisa dilihat dari antusias masyarakat kepada timnas. Yang lebih membuat saya bangga, Timnas yang jadi perhatian masyarakat adalah anak-anak muda yang berada di dalam kelompok umur yakni Timnas 19. Ini gejala-gejala karunia dari Tuhan berkat usaha manusia,"tegasnya.
Azwar juga sangat setuju dengan konsep BTN yang berusaha menjaga mental para pemain muda. Salah satunya tidak membiarkan pemain timnas U-19 untuk ikut shooting iklan dan hal-hal yang bersifat komersial. Meski itu bisa membawa keuntungan finansial.
"Bapak-bapak di PSSI, pelatih-pelatih di PSSI siapapun pelaku sepak bola saat ini. Ayo, gejala membaik ini sudah ada. Pelatih jaga anak-anak kita dengan baik, jangan rusak mental mereka. Sepak bola alat pemersatu bangsa, dan baru kali ini saya merasakan getaran pemersatu itu di sepak bola yang membaik ini,"tandasnya
Anas mengaku sangat bersyukur dan bahagia dengan kemajuan sepak bola Indonesia pasca dualisme yang berkepanjangan, yang berangsur-angsur dinilainya semakin membaik.
"Saya berkomunikasi dengan pak Nyalla (Wakil Ketua Umum PSSI). Saya terang-terangan menyatakan kepada pak Nyalla bahwa kondisi sepak bola saat ini, prestasi saat ini harus dipertahankan dan harus terus dibangkitkan. Karena saat ini sepak bola sudah berada dan kembali pada jalurnya,"beber Azwar Anas, kepada wartawan, Rabu (2/4/2014).
Mantan menteri perhubungan di era Soeharto ini juga mengaku terharu. Landasan-landasan yang dulu dipertahankan dan dijadikan benang merah arti dari sepak bola itu sendiri, dilakukan dengan baik oleh PSSI pasca dualisme ini.
"Terutama dalam hal menghilangkan kepentingan golongan-golongan dari sepak bola. Ini sangat tepat karena akan menghasilkan sepak bola yang sehat. Saya sudah bisa melihatnya saat ini. Sungguh saya terharu," ujarnya dengan nada keras.
Salah satu yang membuat Azwar terharu adalah dimulainya arti pembinaan di setiap daerah. Selain itu, PSSI melalui Badan Tim Nasional (BTN) juga sangat memperhatikan Tim Nasional dari berbagai kelompok umur. Azwar juga sangat bangga kelompok-kelompok umur dari Timnas mendapatkan kesempatan untuk bisa melakukan pertandingan-pertandingan di luar negeri dan juga mendapatkan kesempatan mendapatkan porsi dalam publikasi dan perlakuan yang sama oleh BTN.
"Indikasi membaiknya sepak bola kita juga sudah bisa dilihat dari antusias masyarakat kepada timnas. Yang lebih membuat saya bangga, Timnas yang jadi perhatian masyarakat adalah anak-anak muda yang berada di dalam kelompok umur yakni Timnas 19. Ini gejala-gejala karunia dari Tuhan berkat usaha manusia,"tegasnya.
Azwar juga sangat setuju dengan konsep BTN yang berusaha menjaga mental para pemain muda. Salah satunya tidak membiarkan pemain timnas U-19 untuk ikut shooting iklan dan hal-hal yang bersifat komersial. Meski itu bisa membawa keuntungan finansial.
"Bapak-bapak di PSSI, pelatih-pelatih di PSSI siapapun pelaku sepak bola saat ini. Ayo, gejala membaik ini sudah ada. Pelatih jaga anak-anak kita dengan baik, jangan rusak mental mereka. Sepak bola alat pemersatu bangsa, dan baru kali ini saya merasakan getaran pemersatu itu di sepak bola yang membaik ini,"tandasnya
(Defri Saefullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar