JEMBER - Persiapan panjang pemain Timnas U-19 mencapai
target tiga besar pada kejuaraan Piala Asia di Myanmar, Thailand, tidak
hanya mengorbankan tenaga. Selain jauh dari keluarga, anggota Timnas
U-19 juga berkorban dalam hal pendidikan.
Untuk menggapai prestasi itu, mereka harus rela tidak dapat mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional (UN) tahun ini. Salah seorang anggota Timnas U-19 yang merasakan kondisi tersebut adalah gelandang serang, Paulo Oktavianus Sitanggang.
Ketika jutaan teman seangkatannya berkutat mengerjakan soal-soal ujian pada UN utama, 14-16 April lalu. Namun, seperti halnya sembilan rekannya di Timnas U-19, Paolo pun harus menjalani UN susulan.
Paulo mengaku, tidak dapat maksimal mengerjakan soal UN. Pasalnya, dia harus membagi pikiran antara fokus di Timnas dan sekolah.
"Apalagi, pelaksanaan ujian nasional waktunya bebarengan dengan training centre timnas yang baru digelar di Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu," kata Paolo di Jember, Rabu (23/4/2014).
Meski relatif pendek, program home schooling dua kali seminggu yang dilakukan selama pelatihan nasional, dirasakan Paulo cukup membantu para pemain mengerjakan soal ujian. Dia berharap, dapat mengerjakan soal UN secara benar dan lulus sekolah dengan nilai baik.
"Tetapi saya belum memikirkan apakah meneruskan sekolah ke jenjang lebih tinggi atau fokus di sepakbola," imbuhnya.
UN susulan di Jember diikuti dua siswa. Selain Paulo Sitanggang, satu siswa terpaksa mengikuti UN susulan karena sakit saat UN utama. (Ahmad Hanafi/Sindo TV/rfa)
Untuk menggapai prestasi itu, mereka harus rela tidak dapat mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional (UN) tahun ini. Salah seorang anggota Timnas U-19 yang merasakan kondisi tersebut adalah gelandang serang, Paulo Oktavianus Sitanggang.
Ketika jutaan teman seangkatannya berkutat mengerjakan soal-soal ujian pada UN utama, 14-16 April lalu. Namun, seperti halnya sembilan rekannya di Timnas U-19, Paolo pun harus menjalani UN susulan.
Paulo mengaku, tidak dapat maksimal mengerjakan soal UN. Pasalnya, dia harus membagi pikiran antara fokus di Timnas dan sekolah.
"Apalagi, pelaksanaan ujian nasional waktunya bebarengan dengan training centre timnas yang baru digelar di Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu," kata Paolo di Jember, Rabu (23/4/2014).
Meski relatif pendek, program home schooling dua kali seminggu yang dilakukan selama pelatihan nasional, dirasakan Paulo cukup membantu para pemain mengerjakan soal ujian. Dia berharap, dapat mengerjakan soal UN secara benar dan lulus sekolah dengan nilai baik.
"Tetapi saya belum memikirkan apakah meneruskan sekolah ke jenjang lebih tinggi atau fokus di sepakbola," imbuhnya.
UN susulan di Jember diikuti dua siswa. Selain Paulo Sitanggang, satu siswa terpaksa mengikuti UN susulan karena sakit saat UN utama. (Ahmad Hanafi/Sindo TV/rfa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar