Kamis, 30 Januari 2014

Ikut English Class, Pemain Timnas U-19 Diajari Cara Protes Pakai Bahasa Inggris


TRIBUNNEWS.COM – Tidak ada yang berbeda dengan kelas bahasa Inggris yang sedang diikuiti pemain Timnas U-19 Indonesia dengan kelas bahasa Inggris lainnya. Ada guru yang menjelaskan sambil sesekali menyambagi murid yang duduk mengerjakan tugas yang diberikan. Namun materi untuk Evan Dimas dan kawan-kawan dirancang sesuai kebutuhannya sebagai pemain sepak bola.
Selain itu yang menjadi penekanan guru bahasa Inggrisnya adalah agar mereka percaya diri berbicara menggunakan Bahasa Inggris.
Karlina Denistia, guru Bahasa Inggris Timnas U-19 Indonesia mengatakan, masalah yang kerap ditemui pada pemuda yang seusia dengan pemain Garuda Jaya adalah mereka kurang percaya diri dalam berbicara. Mereka, lanjut Karlina, lebih nyaman untuk mengekspresikan diri melalui tulisan.
"Yang terpenting adalah agar mereka percaya diri berbicara english," kata Karlina, seusai mengajar Timnas U-19, di Hotel UNY, beberapa waktu lalu.
Buku ajar yang digunakan Karlina dan rekannya untuk mengajar anak asuh Indra Sjafri pun khusus. Buku ajar tersebut langsung ia susun sendiri bersama Mega Wulandari, rekannya mengajarnya di Timnas U-19.
Contoh soal dan ilustrasi dalam buku itu pun tidak jauh dari sepak bola, misalnya seperti mendeskripsikan pemain-pemain top dunia. Buku ajar itu, jelas Karlina, sengaja disusun seperti itu agar mudah diserap pemain Timnas. "Ada modul khusus dibuat untuk mereka," lanjutnya.
Pemain Timnas U-19, kata dosen Bahasa Inggris Sanatha Dharma itu, nantinya akan menjalani pertandingan-pertandingan Internasional. Sehingga bahasa Inggris penting bagi mereka agar dapat berinteraksi dengan pemain lain. Selain itu mereka juga akan diajarkan bagaimana melakukan protes jika merasa dirugikan wasit maupun pemain lain ketika berlaga di lapangan. "Nanti akan di ajarkan bagaimana melakukan protes," sambungnya.
Seperti materi yang diajarkan pada kelas hari Senin (27/1/2014), Dinan dan kawan-kawan diajarkan mendeskripsikan pemain sepak bola hingga anggota tubuh. "Tujuan dari pembelajaran ini adalah kalau mereka dianggap bersalah mereka bisa mendeskripsikan kenapa kok mereka salah," kata Mega Wulandari.
Metode yang diterapkan Karlina dan Mega dalam mengajar pemain muda tersebut terlihat banyak menyelipkan permainan, sehingga pemain terlihat enjoy di dalam kelas dengan sesekali tertawa ketika disuruh mendeskripsikan rekan disampingnya.
Mega mengungkapkan, kelas Bahasa Inggris pemain timnas bersifat aplicative english, tujuannya agar mereka dapat mengaplikasikan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Pemain juga tidak dibebani dengan nilai yang harus dicapai.
Meski tak dinilai Karlina dan Mega tetap memantau progres anak didiknya itu melalui kuis-kuis. "Ini fun english aja kok. Nggak ada penilaan, mereka nggak dinilai. Diadakan kuis untuk melihat progres mereka, masuk nggak vocab yang kemarin kita pelajari," tambah Mega.
Skuad Timnas U-19 sejak Senin (20/1/2014) lalu memang mendapatkan kelas Bahasa Inggris dua kali dalam seminggu di hotel UNY yang menjadi markas mereka, yakni hari Senin dan Kamis dengan durasi 90 menit.
Penyerang timnas U-19, Muchlis Hadi Ning, menyambut positif program pelatihan Bahasa Inggris itu. "Aku belum lancar sih. Jadi ini bagus karena kami mendapatkan tambahan ilmu. Sangat berguna bagi kami nantinya," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar