NEFOSNEWS,
Jakarta – Banyak yang menyamakan gaya main Timnas Indonesia U19 sepaham
dengan Tiki-Taka Barcelona, yang mengutamakan penguasaan bola. Tapi
pelatih Indra Sjafri menilai jika timnya masih jauh dari sempurna.
“Selama ini ball possession
kita memang bagus, tapi tingkat kesalahannya juga masih tinggi. Kita
masih kurang efektif. Masyarakat bilang, penguasaan bola saja tidak
cukup. Saya sepaham dengan itu. Build up boleh, tapi harus konstruktif ke depan. Itu yang kita perbaiki,” ungkap Indra Sjafri, Selasa (29/4/2014).
Jangankan
Timnas U19 yang terhitung masih dalam kelompok umur junior, Barcelona
pun kerap dikritik oleh pendukungnya sendiri kerap bermain terlalu aman
dengan menguasai bola tanpa penetrasi. Tapi menurut Indra Sjafri,
setidaknya pasukannya sudah punya mental juara laiknya El Barca.
“Karena progress
bagus dengan sendirinya moral mereka juga bagus. Sekarang mereka tidak
takut melawan siapapun,” aku pelatih asal Sumatera Barat itu menilai
kekuatan mental yang dipunya skuad Garuda Muda.
Mental yang
bagus memang diperlukan. Namun jika terlalu percaya diri akan timbul
masalah. Pemain Timnas U19 sering kehilangan bola justru bukan saat
saling mengumpan, tapi pada saat terlalu banyak menggiring bola. Kurang
efektifnya permainan Timnas U19 paling jelas terlihat pada laga kedua
uji coba melawan Uni Emirat Arab yang berakhir dengan kemenangan 2-1
bagi Indonesia.
Kala itu
beberapa keputusan pemain di lapangan patut disorot. UEA sempat bermain
hanya dengan sembilan orang untuk beberapa lama, namun Timnas U19 justru
lebih banyak berduel satu lawan satu. Lazimnya, kombinasi umpan
satu-dua harusnya lebih banyak dilakukan mengetahui lawan jumlah kalah
pemain, karena pemain UEA tak mungkin menjaga seluruh pemain Indonesia
pada saat bersamaan.
Mental sudah
punya, juga gaya main, tinggal efektivitas permainan yang perlu
diperbaiki. Jika bisa bebenah, harapannya tentu Timnas Indonesia U19
punya kesempatan berjaya di Piala Asia U19 Myanmar. (marchel
sugiharyanto/bim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar