Sabtu, 03 Mei 2014

Bagai Barca, Timnas U19 Tak Takut Lawan Siapapun

NEFOSNEWS, Jakarta – Banyak yang menyamakan gaya main Timnas Indonesia U19 sepaham dengan Tiki-Taka Barcelona, yang mengutamakan penguasaan bola. Tapi pelatih Indra Sjafri menilai jika timnya masih jauh dari sempurna.

“Selama ini ball possession kita memang bagus, tapi tingkat kesalahannya juga masih tinggi. Kita masih kurang efektif. Masyarakat bilang, penguasaan bola saja tidak cukup. Saya sepaham dengan itu. Build up boleh, tapi harus konstruktif ke depan. Itu yang kita perbaiki,” ungkap Indra Sjafri, Selasa (29/4/2014).

Jangankan Timnas U19 yang terhitung masih dalam kelompok umur junior, Barcelona pun kerap dikritik oleh pendukungnya sendiri kerap bermain terlalu aman dengan menguasai bola tanpa penetrasi. Tapi menurut Indra Sjafri, setidaknya pasukannya sudah punya mental juara laiknya El Barca.

“Karena progress bagus dengan sendirinya moral mereka juga bagus. Sekarang mereka tidak takut melawan siapapun,” aku pelatih asal Sumatera Barat itu menilai kekuatan mental yang dipunya skuad Garuda Muda.

Mental yang bagus memang diperlukan. Namun jika terlalu percaya diri akan timbul masalah. Pemain Timnas U19 sering kehilangan bola justru bukan saat saling mengumpan, tapi pada saat terlalu banyak menggiring bola. Kurang efektifnya permainan Timnas U19 paling jelas terlihat pada laga kedua uji coba melawan Uni Emirat Arab yang berakhir dengan kemenangan 2-1 bagi Indonesia.
Kala itu beberapa keputusan pemain di lapangan patut disorot. UEA sempat bermain hanya dengan sembilan orang untuk beberapa lama, namun Timnas U19 justru lebih banyak berduel satu lawan satu. Lazimnya, kombinasi umpan satu-dua harusnya lebih banyak dilakukan mengetahui lawan jumlah kalah pemain, karena pemain UEA tak mungkin menjaga seluruh pemain Indonesia pada saat bersamaan.

Mental sudah punya, juga gaya main, tinggal efektivitas permainan yang perlu diperbaiki. Jika bisa bebenah, harapannya tentu Timnas Indonesia U19 punya kesempatan berjaya di Piala Asia U19 Myanmar. (marchel sugiharyanto/bim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar