Coachindrasjafri.com - AWAL Oktober nanti, Evan Dimas dan kawan-kawan akan berlaga di Piala
Asia 2014, Myanmar. Mereka bukan saja akan mempertaruhkan nama baik
bangsa, tapi juga berkesempatan menghadapi tim-tim nasional terbaik di
Asia. Setelah keluar sebagai juara Piala AFF 2013, tentu saja ini
merupakan prestasi yang membanggakan." Di tengah puasa prestasi yang
melanda Timnas Senior, kemenangan-kemenangan yang terus diraih oleh
Timnas U19 seolah memunculkan kembali harapan dan hasrat untuk terus
mendukung mereka," ujar Agos, salah seorang pendukung setia Timnas U19
dari Solo.
Namun semua yang terjadi hari ini tidak datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya perjalanan Indra Sjafri dan timnya pada tahun-tahun pertama
adalah perjalanan yang penuh dinamika suka dan duka. Bayangkan saja, di
tengah kekacauan dan karut marut kondisi PSSI, mereka harus kokoh
mempertahankan pilihan untuk blusukan mencari dan meramu bakat yang
tersebar di pelosok negeri.
Sementara saat itu, PSSI tidak mendukung program blusukan Indra
Sjafri cs. Akibatnya, mereka harus pontang-panting mencari sumber
pendanaan yang independen dan tanpa pamrih. Syukurlah, masih ada
orang-orang yang bersedia membantu Indra dan kawan-kawannya. Kendati
jumlahnya tidak besar, justru bantuan semacam itulah yang menjadikan
program blusukan tetap terlaksana.
Dalam melaksanakan pencarian bakat, Indra menerapkan dua cara.
Pertama, membuat kerangka tim yang sudah ada untuk ditandingkan dengan
bakat-bakat lokal di tempat yang Indra dan tim datangi. Atau, para
pemain di daerah itu dikelola untuk membuat pertandingan dan Indra cs
menonton pertandingan itu. " Metode ini kami jalankan selama semester
pertama pada 2012 di setidaknya 15 kota yang kami datangi," ujar Indra.
Cara yang kedua adalah, Indra dan tim datang langsung ke daerah guna
melihat bakat lokal yang ada. Tentu saja mereka datang secara bergantian
sesuai kondisi dana dan kebutuhan untuk mencari satu-dua orang pemain
yang layak menjadi anggota timnas.
Saat proses pelaksanaan blusukan ke pelosok, Indra dan tim kerap
menghadapi kondisi yang memprihatinkan terutama karena kekurangan dana.
Menurut Indra, tak jarang seluruh rombongan harus terlunta-lunta karena
kehabisan dana. Belum lagi para pengurus PSSI juga masih kerap
menyepelekan upaya mereka. Alih-alih dikucuri dana segar, PSSI malah
menganggap tim yang tengah dibesut Indra Sjafri bukan bagian dari tim
nasional.
" Kerap kami harus berimpit-impitan tidur di kamar losmen murah dan
makan ala kadarnya. Namun, justru kondisi itu juglah yang memperkuat
tekad kami," tegas Indra Sjafri.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar