JAKARTA – Dunia sepakbola Indonesia kembali bergairah
ketika seorang Indra Sjafri berhasil membawa Timnas U-19 menjuarai Piala
AFF 2013 dan mengantar Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2014
U-19 di Myanmar, Oktober mendatang.
Garuda Muda tampil sebagai kampiun Piala AFF U-19 usai menundukkan tim kuat, Vietnam melalui drama adu penalti. Gelar ini terasa istimewa karena merupakan yang pertama sejak 22 tahun terakhir.
Tak cukup sampai di situ, para pemuda 19 tahun itu kemudian melanjutkan tren positifnya dengan menumbangkan juara bertahan Korea Selatan dengan skor 3-2, di Stadion Gelora Bung Karno, Oktober tahun lalu. Kemenangan ini seakan memberi angin segar dan memulihkan dahaga para pecinta sepakbola yang rindu akan prestasi.
Raihan ini pun membuat pelatih kelahiran Lubuk Nyiur, Sumatra Barat 51 tahun itu dianugerahi penghargaan Pelatih Terbaik 2014 versi KOI. Namun, Indra mengatakan bahwa dirinya belum pantas mendapat penghargaan ini.
“Saya belum tepat menjadi pelatih terbaik, tetapi hanya sebagai seorang pelatih yang telah melakukan apa yang semestinya dilakukan. Penghargaan ini untuk PSSI dan anak-anak U-19,” kata Indra Sjafri saat naik ke podium di acara Rapat KOI di Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (7/3/2014).
“Anak-anak U-19 itu benar-benar menunjukkan keindonesiaannya, mereka datang dari kota maupun pedalaman. Indonesia merupakan negara hebat, dengan sedikit perbaikan kami dapat menjadi yang terbaik untuk yang pertama kalinya dalam 22 tahun,” sambungnya.
“Kami dapat mengalahkan Korea Selatan. Apabila kami berhasil meraih empat kemenangan, maka untuk yang pertama kalinya kami akan lolos Pial Dunia. Kami optimistis, kami sudah melakukan sejumlah terobosan. Saya yakin kami bisa!” tegasnya.
(rin)
Garuda Muda tampil sebagai kampiun Piala AFF U-19 usai menundukkan tim kuat, Vietnam melalui drama adu penalti. Gelar ini terasa istimewa karena merupakan yang pertama sejak 22 tahun terakhir.
Tak cukup sampai di situ, para pemuda 19 tahun itu kemudian melanjutkan tren positifnya dengan menumbangkan juara bertahan Korea Selatan dengan skor 3-2, di Stadion Gelora Bung Karno, Oktober tahun lalu. Kemenangan ini seakan memberi angin segar dan memulihkan dahaga para pecinta sepakbola yang rindu akan prestasi.
Raihan ini pun membuat pelatih kelahiran Lubuk Nyiur, Sumatra Barat 51 tahun itu dianugerahi penghargaan Pelatih Terbaik 2014 versi KOI. Namun, Indra mengatakan bahwa dirinya belum pantas mendapat penghargaan ini.
“Saya belum tepat menjadi pelatih terbaik, tetapi hanya sebagai seorang pelatih yang telah melakukan apa yang semestinya dilakukan. Penghargaan ini untuk PSSI dan anak-anak U-19,” kata Indra Sjafri saat naik ke podium di acara Rapat KOI di Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (7/3/2014).
“Anak-anak U-19 itu benar-benar menunjukkan keindonesiaannya, mereka datang dari kota maupun pedalaman. Indonesia merupakan negara hebat, dengan sedikit perbaikan kami dapat menjadi yang terbaik untuk yang pertama kalinya dalam 22 tahun,” sambungnya.
“Kami dapat mengalahkan Korea Selatan. Apabila kami berhasil meraih empat kemenangan, maka untuk yang pertama kalinya kami akan lolos Pial Dunia. Kami optimistis, kami sudah melakukan sejumlah terobosan. Saya yakin kami bisa!” tegasnya.
(rin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar